SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan RTLH (JIBI/Harianjogja/Dok.)

Kemiskinan Jateng, Pemprov Jateng meminta Kabupaten Sragen memprioritaskan kedaulatan pangan untuk warga.

Solopos.com, SRAGEN--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mendorong program kedaulatan pangan kepada Kabupaten Sragen pada 2016-2017. Ini karena Sragen masih menduduki peringkat ke-9 kabupaten termiskin di Jateng.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sri Puryono, mengatakan kedaulatan pangan dan kemiskinan menjadi prioritas program Pemprov Jateng selain penanganan pengangguran, pembangunan infrastruktur dan energi.

Dia mengakui berdasar hasil pendataan Badan Pusat Statistis (BPS) Jateng, terdapat 15 kabupaten di Jateng yang masuk ketegori miskin. Kabupaten Sragen menduduki urutan ke-9 dari kabupaten termiskin di Jateng. ”Angka kemiskinan di Jateng itu masih 13,38%. Kami menargetkan angka kemiskinan turun menjadi 11% bahkan 10% pada 2017 mendatang,” kata Sri Puryono saat ditemui wartawan seusai mengunjungi kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di Dusun Mayah, Desa Bendo, Kecamatan Sukodono, Sragen, Jumat (19/2/2016).

Beberapa upaya untuk menekan angka kemiskinan di Jateng, kata Puryono, dengan memberikan bantuan stimulan kepada warga miskin serta menyalurkan kredit kepada pemilik usaha kecil menengah (UKM). Pada kesempatan itu, Puryono menyerahkan bantuan stimulan masing-masing senilai Rp10 juta kepada 16 kelompok wanita tani yang tersebar di Sragen. Beberapa kelompok wanita tani yang mendapat bantuan stimulan untuk menunjang program kedaulatan pangan itu tersebar di Masaran, Ngrampal, Gondang, Gemolong dan lain-lain.
”Kami ingin Desa Bendo itu bisa dijadikan contoh oleh kelompok wanita tani lain. Kelompok wanita tani di sini sudah mampu mengembangkan P2KP [Program Peningkatan Kualitas Permukiman] dan KRPL dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Selain sayuran dan buah-buahan, keluarga di sini sudah bisa mengembangkan peternakan lele, sapi dan kambing secara komunal,” papar Puryono.

Sementara itu, Camat Sukodono, Susilo Hono, mengatakan selain Dusun Mayah, Desa Bendo, program KRPL juga tengah dikembangkan di Dusun Ndulas, Desa Pantirejo. Menurutnya, warga Desa Pantirejo memiliki gereget yang sama dengan warga Desa Bendo untuk mengembangkan KRPL.

”Program ini dikembangkan dengan tujuan sederhana yakni menambah penghasilan warga dan mencukupi kebutuhan harian. Jadi, tidak perlu pergi ke pasar jika semua keperluan dapur sudah ada di pekarangan rumah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya