SOLOPOS.COM - Pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) saat mengunjungi unit-unit bisnis di Kabupaten Ngawi. (Istimewa)

Solopos.com, NGAWI -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produksi padi. Yakni dengan cara membentuk klaster kawasan korporasi padi di sentra-sentra penghasil padi seperti Kabupaten Ngawi.

Untuk diketahui, Kabupaten Ngawi memiliki luas baku lahan seluas 50.197 Ha dan sudah adanya unit pendukung. Seperti pengilingan padi (RMU) perberasan, unit usaha penangkaran benih, dan Unit Pengelolaan Jasa Alat-alat Produksi Pertanian (UPJA) .

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya yakin Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi (Propaktani) di Kabupaten Ngawi ini akan berjalan lancar. Karena komponen utama sudah ada tinggal di manage saja, kita bentuk korporasi, petani pun akan diuntungkan,” ucap Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan Takdir Mulyadi saat mengunjungi unit-unit bisnis di Kabupaten Ngawi.

Tugu Kartasura Diblokade Massa, Jalur Jogja-Solo-Semarang Lumpuh

Kemudian Takdir menjelaskan dengan Propaktani, petani kedepannya tidak lagi menjual gabah basah. Tetapi dikeringkan dengan oven dan digiling menjadi beras medium dan premium sesuai pesanan pasar. Selain itu sisa sekam dan dedak hasil pengilingan harus dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.

“Dengan konsep Zero waste, petani bisa mengoptimal pendapatannya,” tuturnya dalam rilis yang diterima Solopos.com, Kamis (8/10/2020).

Pola Kemitraan

Mengenai permodalan, Takdir menyarankan kelompok tani dapat memanfaatkan Kredit Usaha Tani (KUR). Bahkan di beberapa daerah skema KUR sudah mulai dirasakan positif bagi para petani dan pengilingan padi, dikarenakan bunga yang rendah sekitar 6%.

"Selain KUR petani juga bisa menggunakan Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) yang akan menganti kerugian jika gagal panen atau puso", pungkas Takdir.

Ngeri! Pejalan Kaki di Madiun Ditabrak Innova & Bus, 2 Orang Tewas

Di tempat terpisah Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menanggapi Propaktani di Kabupaten Ngawi. Menurut dia Propaktani adalah jawaban permasalahan yang ditemui para petani di sana. Karena jika petani bersatu dalam korporasi posisi tawar petani kuat dan harga tidak bisa dipermainkan.

Kunjungan pejabat Kementan ke para petani dan pelaku korporasi di Kabupaten Ngawi. (Istimewa)

Tak hanya itu, Suwandi juga mengingatkan perbaikan tidak hanya kelembagaan petani tapi juga perbaikan seluruh aspek. Yakni dengan pola kemitraan mulai hulu sampai hilir (penyiapan agroinput, infrastruktur, budidaya, modal, asuransi, hilirisasi dan pemasaran) semua akan berubah dan terpantau.

Petani Wonogiri Lebih Percaya Mangsa Jawa Untuk Menentukan Masa Tanam Palawija

“Petani, pengilingan padi dan Pemda Ngawi harus berkomitmen kuat. Komponennya sudah ada tinggal kemauan kuat dari semua pihak, Kementan akan sepenuhnya mendukung, semua demi kesejahteraan para petani”, ucapnya.

Tahun 2020 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan 130 kawasan korporasi yang harus terimplikasi. Dengan terbentuknya korporasi-korporasi tersebut diharapkan permasalahan klasik bisa diselesaikan Menuju Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern .

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya