SOLOPOS.COM - Kegiatan Sosialisasi Penggunaan Jamu yang Aman, Bermutu dan Bermanfaat Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Keluarga di Pondok Pesantren Salafiah Al Qodir, Tanjung, Wukirsari, Cangkringan, Sabtu (11/12/2021). (Harianjogja.co/Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, SLEMAN — Kementerian Kesehatan mendukung penggunaan jamu oleh masyarakat untuk menjaga kesehatan. Namun, jamu yang diproduksi harus memiliki standar mutu yang tinggi, higienis dan aman.

Demikian disampaikan Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Kefarmasian dan Alat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Agusdini Banun Saptaningsih, dalam acara sosialisasi penggunaan jamu yang aman di Pondok Pesantren Salafiah Al Qodir, Cangkringan, Sleman, Sabtu (11/12/2021). Kemenkes mendorong produksi jamu yang dihasilkan tetap bermutu, higienis dan aman.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Pihaknya memiliki tugas untuk membina usaha jamu gendong dan usaha jamu rakyat. Hal ini penting untuk membangun ketahanan nasional yang bisa diperoleh dari kemandirian SDM farmasi. Agusdini sepakat masyarakat perlu disadarkan untuk terus memelihara kesehatan dengan menggunakan jamu.

Baca Juga: Gowes Jogja: Purbayan Tawarkan Romansa Jelajah Bekas Ibu Kota Kerajaan

“Kalau masyarakat sehat dengan konsumsi jamu maka itu bisa meningkatkan ketahanan tubuh. Tentu dengan mengkonsumsi jamu yang bermutu higienis dan aman,” katanya.

Dalam hal ini, lanjutnya, Kemenkes melakukan pendampingan bagi santri dan pelaku usaha jamu untuk membuat jamu yang sehat. Termasuk cara bercocok tanam bahan baku jamu seperti jahe, kunyit, dan kencur. “Dengan seperti ini diharapkan jamu yang diproduksi bisa higienis, aman dan berkhasiat,” katanya.

Bila itu terjadi, lanjut Dini, maka produksi jamu yang banyak di masyarakat diharapkan mampu menggerakkan ekonomi rakyat. Termasuk bagi santri-santri di pesantren dilatih untuk melakukan itu. “Para santri misalnya dibekali dengan entrepreneurship. Saat lulus nanti, dapat ilmu membuat jamu bisa meningkatkan entrepreneurship,” katanya.

Baca Juga: Sejarah Tari Serimpi, Peninggalan Mataram Islam Bidang Seni dan Budaya

Pengasuh Ponpes Salafiah Al Qodir, Tanjung, Wukirsari, KH Masrur Ahmad MZ, mengatakan santrinya sudah lama dibekali cara menanam bahan baku jamu. “Kami peduli dengan apa yang dijalankan pemerintah untuk menanggulangi pandemi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh tidak harus dengan obat-obatan. Menggunakan jamu juga bisa,” katanya.

Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Sleman, Tunggul Biwara, mengatakan masyarakat bisa mengolah obat yang ada di sekitarnya untuk dijadikan jamu. Bahkan di Dinkes setiap Jumat ada gerakan meminum jamu dengan mengundang pengusaha jamu yang menjadi binaan Dinkes.

“Ini bagian promotif untuk menjaga kesehatan masyarakat. Tidak mengandalkan obat. Kami mendukung kegiatan Kemenkes dan ikut membina para pengusaha jamu agar hasilnya tetap higienis, aman dan bermanfaat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya