SOLOPOS.COM - Ilustrasi Rumah Sakit (Reuters)

Pendirian rumah sakit diprioritaskan di luar Jawa.

Solopos.com, KLATEN – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan bisa membangun 64 rumah sakit (RS) hingga 2019 mendatang. Pembangunan difokuskan untuk wilayah yang selama ini belum memiliki RS.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Tri Hesty Widyastoeti Marwotosoeko, saat ditemui wartawan seusai peresmian Gedung Rawat Inap Dahlia RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, Jumat (16/12/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mencontohkan daerah yang menjadi sasaran pembangunan RS itu seperti Kabupaten Waropen, Provinsi Papua dan Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barang, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Terkait pembangunan RS tersebut, Hesty mengatakan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) serta APBD kabupaten/kota. “Kami memberikan penguatan dengan memperbaiki sarana prasarana akses pelayanan. kami juga membangun rumah sakit di daerah terpencil di seluruh Indonesia dimana di wilayah setempat belum ada rumah sakit,” kata Hesty.

Saat ini, sudah ada 24 RS yang sudah terbangun sejak 2012. Sesuai target, pada 2019 sudah terbangun 64 RS. “Sekarang baru terlaksana 24 RS. Waktu itu pembangunan kami mulai dari 2011 dan 2012. Kemudian 2014-2019 ditargetkan ada 64 RS yang dibangun,” ungkapnya.

Rumah sakit yang dibangun merupakan rumah sakit (RS) rujukan provinsi serta kabupaten/kota. Terkait pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia terutama di daerah terpencil, Kemenkes saat ini masih menyusun peraturan presiden (perpres) yang salah satu isinya mengatur penempatan dokter spesialis.

“Dokter spesialis yang baru lulus harus ditempatkan di daerah terpencil selama satu tahun,” katanya.

Sementara itu, Gedung Dahlia RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro yang diresmikan memiliki 46 tempat tidur kelas I, 45 tempat tidur kelas II, serta 23 tempat tidur kelas VIP. Gedung tersebut terdiri atas lima lantai.

Direktur Utama RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Alida Lienawati, mengatakan selama ini mayoritas pasien di RSUP merupakan pengguna jaminan kesehatan yang dikelola BPJS. Rata-rata pasien rawat jalan di RSUP setiap harinya mencapai 600 orang.

“Memang semua sesuai rujukan berjenjang. Untuk kelas tertentu terkadang harus menunggu sampai pasien lain pulang. Tetapi, kami tidak sampai menolak pasien,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya