SOLOPOS.COM - Eks napi aksi terorisme (Napiter) mengikuti upacara HUT ke-75 RI di Plaza Balai Kota Solo, Senin (17/8/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Sebanyak enam eks narapidana aksi terorisme (eks-napiter) asal Soloraya mengikuti Upacara Bendera dalam rangka HUT ke-75 Republik Indonesia di Plaza Balai Kota Solo, Senin (17/8) pagi.

Keenam eks-napiter itu sebelumnya terlibat berbagai aksi teror di Indonesia yang lantas mengikuti program deradikalisasi dan rehabilitasi. Salah seorang eks-napiter asal Sragen, Paimin mengatakan dirinya berencana meracuni polisi di Mapolda Metro Jaya. Itu akan dilakukan bersama delapan orang anggota kelompoknya pada Oktober 2011 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Paimin dijatuhi hukuman penjara di Polda Metro Jaya, Mako Brimob, dan Lapas Kelas II A Magelang selama 30 bulan sebelum bebas pada April 2014.

Jadi Mata-Mata Zaman Belanda, Mbah Min Si Bakul Dolanan di Solo Pengin Diakui sebagai Veteran

Ekspedisi Mudik 2024

“Ini bukan kali pertama saya ikut upacara, setiap tahun saya ikut. Tak hanya Upacara 17an, tapi upacara HUT TNI/Polri saya juga ikut. Saya sekarang mengikuti kegiatan Peduli Lingkungan Sekitar (PLS). Mengajak warga yang ekonominya kurang mampu di sekitar saya untuk berwirausaha ternak ikan, mulai pembenihan sampai pembesaran,” kata dia, kepada wartawan, usai mengikuti upacara.

Paimin mengaku sejak kembali ke masyarakat, ia tak mengalami kesulitan berarti. Lingkungannya menerima bahkan memberi tawaran untuk memilih tempat tinggal hingga dibuatkan hunian.

Ketika menjalani hukuman di Lapas Kelas II A Magelang, ia merasakan bahwa jalan kekerasan yang sempat dilakoninya itu tidak benar.

“Saya teringat kepada anak, ingin segera pulang,” ucapnya.

Paskibraka Pembawa Baki Bendera: Indriana Puspita dari Aceh

Kontra Terorisme

Selain Paimin, lima eks-napi aksi terorisme lain yang mengikuti upacara tersebut, di antaranya Ari Budi Santoso alias Abbaz, Chamidi, Bayu Setyono, seluruhnya berasal dari Solo. Kemudian, Mamo asal Karanganyar, dan Priyatmo asal Klaten.

Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, mengatakan bersama instansi negara lain, BIN bekerja keras melakukan rehabilitasi terhadap eks-napiter.

Menurutnya, radikalisme dan terorisme semakin hari semakin berkembang. Bahkan, kelompok teror di Indonesia sudah melibatkan anak-anak maupun perempuan untuk melakukan aksi.

Strategi kontra terorisme diperlukan guna menangkal aksi tersebut, salah satunya melalui program deradikalisasi yang menyasar kalangan narapidana terorisme (napiter) maupun eks-napiter.

Suara Dentuman di Sragen dari Latihan Tempur, Ini Penjelasan Yonif Raider 408

“Dalam praktiknya, proses deradikalisasi menemui sejumlah kendala. Diantaranya, penolakan masyarakat terhadap eks-napiter hingga tuduhan belum optimalnya deradikalisasi. Padahal sudah banyak eks-napiter yang kembali ke masyarakat, bahkan menjadi duta anti terorisme,” kata dia, dalam jumpa pers usai upacara, Senin.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan Pemkot selalu memerhatikan eks-napi aksi terorisme baik di bidang kesehatan, pendidikan bahkan perumahan. Pemkot bekerja sama dengan Yayasan Gema Salam (wadah eks-napiter) melakukan pembinaaan dan komunikasi rutin.

“Kalau di Solo ada Kantor BIN, alangkah mudahnya melakukan pembinaan, pembekalan, dan pelatihan agar rentang kendalinya lebih dekat. Salah satunya, yang ternak ikan itu bisa dijadikan role model untuk dilakukan pembinaan langsung sekaligus pelatihan, permodalan, dan pemasaran dan seterusnya. Kalau tidak segera ditindaklanjuti ya, kasihan teman-teman Yayasan Gema Salam [wadah eks napi aksi terorisme] ,” ucap Rudy, sapaan akrabnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya