SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pernyataan pers soal dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin, di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali berkicau lewat akun Twitternya, @SBYudhoyono, Kamis (9/2/2017). SBY mengomentari pertemuan pertemuan Menko Polhukam, Wiranto dengan sejumlah tokoh GNPF MUI seperti Habib Rizieq Shihab hingga Bachtiar Nasir.

Menurut SBY, dialog dalam pertemuan tersebut penting. Hal tersebut menunjukan sikap pemerintah dalam menangani masalah aksi pengerahan massa dalam jumlah besar.

Dalam kesempatan yang sama, SBY juga mengimbau para pemimpin aksi damai menghormati keinginan dan harapan pemerintah untuk menjaga kerukunan, stabilitas sosial dan keamanan Jakarta. Namun, hal itu sudah ditunjukkan dalam dialog bersama Menko Polhukam.

Tak berhenti sampai di situ, SBY juga memuji Wiranto telah memberikan contoh baik.


SBY melanjutkan, demi rakyat, semua pihak perlu ciptakan situasi yang aman dan damai. Selanjutnya, dia mengajak semua pihak mengawal pilkada serentak 2017 agar tetap jujur dan adil.

Dalam penutupnya, SBY meminta semua pihak mengawal Pilkada serentak 2017 yang akan diselenggarakan pada Rabu, 15 Februari 2017.

Seperti diketahui, Kamis sore WIB, pimpinan GNPF-MUI menemui Wiranto. Setelah pertemuan itu, Habib Rizieq Shihab mengatakan, pihaknya tetap akan menggelar aksi pada Sabtu 11 Desember 2017 atau lebih dikenal dengan aksi 112. Namun, hanya lokasinya saja yang berubah.

“Untuk aksi 112 tetap akan kita laksanakan. Kita mengambil keputusan kearifan untuk memindahkan lokasi aksi dari Monas menjadi zikir dan tausyiah nasional di Masjid Istiqlal,” ujarnya setelah bersilaturahmi ke kediaman Menko Polhukam Wiranto, Jalan Denpasar Raya, Jakarta Selatan, dikutip Solopos.com dari Okezone, Kamis (9/2/2017).

Menurutnya, pemindahan lokasi aksi untuk menjaga suhu politik jelang pemilihan gubernur (Pilgub) DKI. Selain itu, sambungnya, pemindahan itu dimaksudkan agar aksinya tidak disusupi peserta kampanye dari salah satu pasangan calon.

Sebab, apabila ada peserta kampanye yang ikut aksinya, maka kemungkinan besar akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kami tidak mau terjebak oleh kedua paslon ini. Kami mengambil keputusan sama habaib dan ulama menggelar di Masjid Istiqlal,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya