SOLOPOS.COM - Ilustrasi molotov (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, KLATEN — Jajaran Polres Klaten mengumpulkan puluhan suporter sepak bola. Mereka diminta menjaga kondusivitas Klaten menyusul insiden pelemparan molotov cocktail atau bom bakar oleh kelompok suporter yang mengakibatkan seorang suporter yang juga warga setempat menderita luka bakar.

“Kami mengumpulkan perwakilan suporter sepak bola di wilayah Klaten sebagai tindak lanjut dari kasus pelemparan bom molotov beberapa waktu lalu supaya tidak terulang lagi. Kami ingin mengingatkan mereka agar tidak melanggar hukum,” kata Kapolres Klaten, AKBP Nazirwan Adji Wibowo saat ditemui wartawan sesuai gelar pasukan di Mapolres Klaten, Selasa (4/2/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pihaknya melalui Satbinmas dan Reskrim Polres akan meminta pimpinan suporter untuk membuat kesepakatan bersama sehingga peristiwa yang sama tidak terjadi lagi di Klaten. pasalnya, lanjut dia, sebelumnya juga sudah ada beberapa kejadian selain pelemparan bom bakar yang melibatkan suporter walaupun tidak menimbulkan korban jiwa.

“Kami ingin berbincang-bincang dengan para suporter untuk mengetahui masalah mereka dan menyamakan pemahaman sehingga masalah ini bisa selesai. Dalam pertemuan itu, kami juga membuat komitmen antarsuporter agar bisa bersikap damai walaupun klub sepak bola yang didukung berbeda,” tutur dia.

Ia juga mengklaim jajarannya telah mendata jumlah suporter sepak bola yang ada di Klaten yang berjumlah ratusan orang. Suporter tersebut terdiri atas warga usia pelajar hingga dewasa. Pihaknya juga akan melakukan pengawasan terhadap para suporter tersebut untuk antisipasi terulangnya kejadian yang sama.

Sementara itu, Ketua Bondo Nekat (Bonek) Klaten, Dimas Widya, mengatakan baru kali pertama suporter sepak bola yang ada di Klaten dikumpulkan oleh Polres Klaten. Namun, ia menanggapi kegiatan itu secara positif karena bisa mencegah gesekan antarsuporter.

“Pemanggilan ini mungkin berkaitan dengan kejadian kemarin berupa pelemparan bom molotov. Dan baru kali ini kami semua dikumpulkan dalam satu ruangan. Sebenarnya, sekitar dua atau tiga tahun lalu saya sempat mengajak seluruh suporter sepak bola di Klaten untuk berkumpul. Tapi, ada salah satu suporter yang tidak mau sehingga rencana itu batal,” katanya kepada wartawan saat dijumpai di Aula Mapolres Klaten, Selasa.

Terkait kejadian pelemparan bom molotov yang telah ditangani secara hukum, ia mengatakan kejadian itu bisa menjadi pelajaran bagi semua suporter. Menurutnya, perbuatan yang mereka lakukan merupakan perbuatan yang melanggar hukum.

“Kami harap, semua suporter jangan seperti itu. Lebih baik menjaga nama baik dari tim sepak bola yang didukung masing-masing suporter. Bagi mereka yang lebih dewasa diharapkan bisa membimbing yang lebih muda untuk bersikap lebih baik. Fanatik boleh, tetapi jangan sampai anarkistis,” ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (22/1/2014) lalu, terjadi pelemparan molotov cocktail atau bom bakar oleh suporter salah satu klub sepak bola terhadap suporter dari klub lain di wilayah Kecamatan Klaten Tengah. Akibatnya, seorang suporter mengalami luka bakar hingga 45% tubuhnya. Jajaran Polres Klaten lalu menangkap tujuh orang tersangka. Mereka diancam Pasal 353 KUHP tentang Penganiayaan yang telah direncanakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya