SOLOPOS.COM - Ilustrasi parkir (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Kesemrawutan parkir yang kerap terjadi di kawasan Pasar Gede menjadi perhatian Pemkot tahun ini. Sebagai langkah awal, UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo akan mengubah kemiringan parkir kendaraan dari 45 derajat menjadi 0 derajat.

Kepala UPTD Perparkiran, Anindita Prayogo, mengatakan penataan parkir di Pasar Gede menitikberatkan pemisahan parkir antara kendaraan roda dua dan roda empat. Selama ini, pengaturan parkir dua jenis kendaraan tersebut campur aduk sehingga kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas. “Parkir mobil dan sepeda motor harus dipisahkan. Hal ini mendesak agar arus keluar masuk kendaraan di sekitar pasar dapat kembali lancar,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (7/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anindita memastikan proses penataan parkir di Pasar Gede bakal dimulai 2014. Pihaknya tengah mencari lahan yang pas guna mewujudkan zonasi ulang tersebut. Anindita mengakui konsep parkir Pasar Gede saat ini masih menimbulkan celah kemacetan, terutama arus kendaraan menuju depan pasar atau sebaliknya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, langkah awal penataan bakal dilakukan dengan mengubah tingkat kemiringan parkir kendaraan dari 45 derajat menjadi 0 derajat. Selanjutnya, sebanyak 37 juru parkir (jukir) akan dipisah sesuai jenis kendaraannya.

Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gede, Jumadi, sekitar 55% dari total lahan bangunan pasar saat ini telah beralih menjadi lahan parkir. Rinciannya di bagian timur pasar seluas 3.000 meter persegi dan barat seluas 1.200 meter persegi. “Komposisinya kira-kira 45% untuk mobil, sisanya sepeda motor,” terang Jumadi.

Dia meminta penataan parkir di kawasan pasar terbesar di Kota Solo itu dilakukan secepatnya. Menurut Jumadi, setahun terakhir banyak keluhan dari masyarakat terkait kondisi lalu lintas di sekitar pasar. Keluhan terbanyak didapati dari warga yang ingin ke pasar dari arah Warung Pelem. Jumadi menambahkan pemasangan barikade di tengah Jl. Urip Sumoharjo kini justru menambah kemacetan lalu lintas.
“Jalur penghubung kedua bangunan pasar jadi terhambat. Padahal banyak buruh panggul yang sering lewat situ. Ini sedikit banyak mengganggu arus lalu lintas,” tandasnya.
Chrisna Chanis Cara

BALAI KOTA—Kesemrawutan parkir yang kerap terjadi di kawasan Pasar Gede menjadi perhatian Pemkot tahun ini. UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo berencana menata ulang zonasi parkir di wilayah tersebut.

Kepala UPTD Perparkiran, Anindita Prayogo, mengatakan penataan parkir di Pasar Gede menitikberatkan pemisahan parkir antara kendaraan roda dua dan roda empat. Selama ini, pengaturan parkir dua jenis kendaraan tersebut campur aduk sehingga kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas. “Parkir mobil dan sepeda motor harus dipisahkan. Hal ini mendesak agar arus keluar masuk kendaraan di sekitar pasar dapat kembali lancar,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (7/1).

Anindita memastikan proses penataan parkir di Pasar Gede bakal dimulai 2014. Pihaknya tengah mencari lahan yang pas guna mewujudkan zonasi ulang tersebut. Anindita mengakui konsep parkir Pasar Gede saat ini masih menimbulkan celah kemacetan, terutama arus kendaraan menuju depan pasar atau sebaliknya.

Informasi yang dihimpun Espos, langkah awal penataan bakal dilakukan dengan mengubah tingkat kemiringan parkir kendaraan dari 45 derajat menjadi 0 derajat. Selanjutnya, sebanyak 37 juru parkir (jukir) akan dipisah sesuai jenis kendaraannya.

Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gede, Jumadi, sekitar 55% dari total lahan bangunan pasar saat ini telah beralih menjadi lahan parkir. Rinciannya di bagian timur pasar seluas 3.000 meter persegi dan barat seluas 1.200 meter persegi. “Komposisinya kira-kira 45% untuk mobil, sisanya sepeda motor,” terang Jumadi.

Dia meminta penataan parkir di kawasan pasar terbesar di Kota Solo itu dilakukan secepatnya. Menurut Jumadi, setahun terakhir banyak keluhan dari masyarakat terkait kondisi lalu lintas di sekitar pasar. Keluhan terbanyak didapati dari warga yang ingin ke pasar dari arah Warung Pelem. Jumadi menambahkan pemasangan barikade di tengah Jl. Urip Sumoharjo kini justru menambah kemacetan lalu lintas. “Jalur penghubung kedua bangunan pasar jadi terhambat. Padahal banyak buruh panggul yang sering lewat situ. Ini sedikit banyak mengganggu arus lalu lintas,” tandasnya.(Chrisna Chanis Cara)