SOLOPOS.COM - Putra SBY dan Ani Yudhoyono, Ibas, sebelumnya digosipkan punya tato salib di lengannya. Padahal foto Ibas tanpa baju lengan panjang saat prosesi siraman di pendapa kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/11/2011), jelas menunjukkan Ibas tanpa tato di lengan. (JIBI/Kabar24/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Akibat banyaknya gosip yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk pengacara. “Banyak yang sekarang terjadi berdasarkan gosip. Tak bisa dipertanggungjawabkan. Saya tak bicara nama. Itu [nama] saya bantah,” ujar Juru Bicara Presiden Julian A. Pasha di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Menurut Julian, apabila keluarga Presiden menunjuk seseorang atau tim untuk menjadi pengacara, itu merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan. “Di negara lain pun, presiden menunjuk seorang lawyer untuk menjadi pengacara keluarga. Jadi di sini enggak ada yang unusual. Itu lazim,” ujar Julian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Julian menegaskan penunjukkan pengacara keluarga Presiden tidak ada kaitannya dengan disebut-sebutnya nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), anak Presiden SBY, dalam kasus dugaan korupsi Wisma Atlet Hambalang, Jawa Barat. “Tidak. Tidak [tidak ada kaitannya dengan Ibas]. Justru ini agar tak ada, kemudian berkembang fitnah yang sifatnya tak berdasarkan fakta dan kebenaran,” katanya.

Presiden sehari sebelumnya berbagi pengalaman 9 tahun memimpin negeri, Ia mengaku banyak menerima kritik, kecaman, hujatan, bahkan cemooh dari berbagai kalangan yang tidak setuju dengan berbagai kebijakannya. Jumlahnya mencapai ribuan bahkan puluhan ribu.

“Kecaman, hujatan, cemooh, itu hak setiap orang. Wajar jika ada pendapat negatif. Saya menyadari sebagai pemimpin, kadang dikecam kadang dipuji. Hanya satu yang saya sulit menerima, yaitu fitnah,” katanya.

Fitnah, ujar SBY, merupakan kabar buruk yang tidak berdasarkan fakta. Fitnah, lanjutnya, lebih kejam dari pada pembunuhan. “Kalau saudara difitnah, bapak sendiri, ibu sendiri difitnah, tentu sulit secara batiniah menerimanya. Oleh karena itu, mari kita jauhkan negeri kita ini dari fitnah. Jangan jadi lautan fitnah, namun jadi lautan kebenaran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya