SOLOPOS.COM - Seorang siswa SDN Munggung 1 Solo, Karan Wahyu Pratama (kanan) membaca Koran O didampingi ibundanya, di Taman Tirtonadi Solo, Minggu (18/8/2013). (Eni Widiastuti/JIBI/Koran O)

Solopos.com, SOLO — Koran atau surat kabar umum adalah media massa yang mestinya diramu untuk memenuhi kebutuhan informasi semua khalayak. Nyatanya, kalangan usia termuda —anak-anak— lebih suka membaca buku-buku ketimbang koran.

Seorang ibu rumah tangga asal Mojosongo, Solo, Retno, 38, yang ditemui Solopos.com di kediamannya, Sabtu (17/8/2013), mengungkapkan kenyataan anak pertamanya yang kini duduk belajar di kelas VI sekolah dasar, Arina, tidak terlalu tertarik membaca koran. Arina lebih tertarik membaca buku cerita dan komik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Diakui Retno, ia dan suaminya tidak berlangganan koran secara rutin. Ketika membutuhkan informasi dari berbagai belahan dunia, ungkapnya, ia dan suaminya lebih sering mengakses Internet. Kebiasaan itu juga dilakukan buah hatinya. “Beli korannya kadang-kadang saja, tidak rutin setiap hari,” jelasnya.

Tatkala Retno atau suaminya membeli koran, anak-anak mereka terkadang juga ikut membaca koran. Nyatanya, surat kabar umum tak mampu memenuhi kebutuhan bacaan anak-anak itu. “Bacanya hanya sepintas. Mereka lebih senang membaca buku cerita,” ungkapnya.

Seorang siswa Kelas V SDN Nayu Barat 1 Solo Oriza Sativa Bachtin mengaku tidak suka membaca koran. Salah satu penyebabnya, ia jarang menemui koran di rumah atau di sekolah. Menurutnya, kebanyakan bacaan yang ada di koran juga bukan sebuah cerita yang menarik untuk terus dibaca. “Aku lebih senang baca buku cerita,” ujarnya.

Senada, siswa SDN Munggung 1 Solo Karan Wahyu Pratama mengatakan ia jarang membaca koran lantaran jarang menemui bacaan tersebut. Ketika di sekolah, ia sering meminjam buku di perpustakaan untuk dibaca di rumah. “Seringnya pinjam buku pelajaran, kadang buku cerita,” ujarnya.

Wakil Kepala SD Islam Internasional Al Abidin Solo Warti mengatakan koran sebenarnya perlu dibaca anak-anak. Pasalnya koran merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan informasi lainnya. Bahkan saat ini, banyak koran yang memuat tulisan khusus berisi aneka pengetahuan yang mendukung pembelajaran.

Namun, berdasarkan pengamatan yang ia lakukan di SDII Al Abidin, katanya, hanya beberapa siswa yang tertarik membaca koran. Selama ini, ada tempat khusus koran di SDII Al Abidin yang bisa diakses guru, siswa, maupun karyawan SDII Al Abidin. Setiap hari, ada beberapa siswa yang rutin membaca koran di tempat itu. “Kebanyakan anak memang lebih senang membaca buku cerita,” jelasnya.

Ketika program membaca bersama dilaksanakan dua pekan sekali, ungkapnya, kebanyakan anak-anak juga memanfaatkannya untuk membaca buku cerita. Program membaca dilaksanakan selama 15 menit, setiap Senin dan Kamis. Saat itu, semua orang di SDII Al Abidin, harus membaca bacaan apa pun. Dari ratusan siswa, hanya beberapa siswa yang memilih membaca koran. “Saya perhatikan, siswa yang rutin membaca koran ya hanya siswa itu itu saja,” katanya.

Warti memprediksi, para siswa belum tertarik membaca koran karena informasinya masih bersifat umum. Anak-anak juga cenderung menyukai buku cerita yang mengandung pelajaran tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya