SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia Ilustrasi

Solopos.com, SOLO – Suasana akrab begitu terasa ketika salah seorang tokoh masyarakat asal Mertoudan, Mojosongo, Solo, Sri Suyanti, 40, bercengkerama dengan anggota keluarga di rumahnya, Jumat (23/8/2013).

Saat itu, Yanti, panggilan akrabnya, sedang mempersiapkan hadiah untuk kegiatan jalan sehat tingkat RW IX, Mojosongo, yang akan digelar Minggu (25/8).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kebetulan suami saya (Ngadiyo) ditunjuk sebagai ketua panitia jalan sehat,” jelasnya saat ditemui JIBI/Koran O di kediamannya, Jumat.

Yanti menyiapkan ratusan hadiah itu tidak sendirian. Ia dibantu ketiga anak angkatnya. Suasana ceria dan akrab terlihat diantara mereka. Hubungan Yanti dengan ketiga anak angkatnya tak ubahnya seperti hubungan ibu dengan anak kandungnya. Yanti juga memperlakukan mereka layaknya anak kandung sendiri.

“Alhamdulilah saya dikaruniai hati yang tidak membeda-bedakan orang. Jadi anak angkat saya perlakukan seperti anak sendiri,” ungkapnya.

Yanti menceritakan ia dan suaminya mulai terlibat dalam kegiatan sosial kemanusiaan secara intensif sejak 2006. Beberapa kegiatan yang diurusi antaralain poliklinik, taman kanak-kanak, madrasah ibtidaiyah dan puluhan anak yatim. Semua lembaga itu bersifat sosial.

Alhasil Yanti dan suaminya harus memikirkan gaji para pegawai setiap bulannya. “Mulai 2009 ada empat anak yatim yang tinggal bersama kami. Dua diantara mereka statusnya ponakan. Dua lainnya anak yatim yang bukan keluarga,” ungkapnya.

Keberadaan mereka di rumah Yanti, ungkapnya, atas kesepakatan ia dan suaminya. Tak hanya keempat anak angkat itu, di rumah Yanti juga ada orangtua Yanti dan saudara Yanti. Yanti dan suaminya yang selama ini menanggung semua biaya hidup mereka.

“Saya bersyukur dikaruniai suami yang luar biasa. Kami sudah seiya sekata untuk mengabdikan hidup di jalan Allah SWT,” jelasnya.

Biaya Hidup

Jika dikalkulasi, terangnya, dana yang ia keluarkan untuk kebutuhan keempat anak angkatnya sekitar Rp2 juta/bulan. Biaya paling besar dikeluarkan untuk biaya sekolah.

Secara keseluruhan, setiap bulan Yanti harus mengeluarkan dana sekitar Rp7 juta untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang jadi tanggungannya dan membayar gaji pegawai di lembaga yang dikelola.

Salah seorang anak angkat Yanti, Sinta, mengungkapkan ia mulai tinggal di rumah Yanti sejak kelas 1 SMP. Meski jauh dari ibu kandungnya yang kini masih hidup, Sinta mengaku betah tinggal dalam lingkungan keluarga Yanti.

“Saya diperlukan layaknya anak sendiri oleh Bu Yanti. Segala kebutuhan saya dipenuhi,” ujarnya.

Jika sedang tak punya uang, terangnya, terkadang Yanti harus meminjam uang kepada orang lain. Ia dan suaminya selalu berusaha memenuhi hak para pegawainya. Yanti pun mengaku bersyukur karena selama ini segala kebutuhannya tercukupi. “Walaupun kadang harus berutang terlebih dahulu, tak lama kemudian ada rezeki untuk menutup utang itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya