SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa SD (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi siswa SD (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tak jarang orang tua kesulitan atau ragu ketika mendeteksi karakter dan kebiasaan anak dalam belajar. Padahal hal itu penting agar orang tua lebih tepat dalam memberikan stimulan untuk mendukung kecerdasan anak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Oleh karena itu, seorang ibu rumah tangga asal Kartasura, Sukoharjo, Yun Mahesti, memilih mengikutkan anak pertamanya pada tes potensi dan bakat dengan metode Stifin. Stifin merupakan tes kecerdasan yang dilakukan dengan mendeteksi sidik jari pada 10 jari-jari tangan.

Ibu tiga orang anak ini menceritakan, anaknya mengikuti tes tersebut saat duduk di bangku taman kanak-kanak. Saat itu anak Yun berusia lima tahun. Berdasarkan hasil tes Stifin, anaknya memiliki karakter insting. “Ketika saya mengikuti tes tersebut, hasilnya juga sama dengan anak saya. Jadi kita karakternya sama,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (30/6/2013).

Hasil tes itu, katanya, sangat bermanfaat bagi dirinya sebagai orang tua. Pasalnya ia menjadi tahu bagaimana cara mengarahkan dan memotivasi anak.

Ia juga diberitahu, sekolah seperti apa yang cocok bagi buah hatinya. Bahkan di sertifikat hasil tes yang diberikan Stifin, diberikan panduan profesi apa saja yang cocok bagi anak dengan karakter insting.

Seseorang yang memiliki karakter insting, terangnya, biasanya melakukan sesuatu ketika ada motivasi dari dalam dirinya sendiri. Hal itu, kata Yun, juga terlihat dari karakter anaknya.

Selama ini, anaknya cenderung tak mau dipaksa melakukan sesuatu. Tak terkecuali ketika belajar, anak tersebut baru mau belajar ketika dia sendiri berniat belajar. “Misalnya saya takut-takuti atau saya iming-imingi diberi hadiah tertentu, dia tetap tidak mau kalau dia sedang tidak niat belajar,” ungkapnya.

Seseorang yang memiliki karakter insting, ungkapnya, biasanya pintar mengambil hikmah dari suatu kejadian. Ketika anaknya melihat sebuah fenomena, biasanya anak itu bisa menyimpulkan sendiri apa pelajaran yang bisa diambil dari kejadian itu. Tak jarang pelajaran itu mampu menyadarkan dirinya atas kekeliruan yang pernah dilakukan.

Karena ingin lebih optimal mendidik buah hatinya, Yun juga banyak belajar tentang ilmu perkembangan anak. Ia sering mengikuti seminar dan pelatihan tentang bagaimana mendidik anak yang baik dan benar.

Ia berharap ilmu yang diperoleh bisa menjadi bekal dalam mendidik buah hatinya. “Kalau anak hanya diikutkan tes bakat dan kemampuan, tapi saya sendiri sebagai orangtua tidak mau belajar tentang ilmu mendidik anak, hasilnya tidak maksimal,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya