SOLOPOS.COM - Rumah sekarang yang ditinggali Mbah Dasir dan anaknya di Dukuh/Desa/Kecamatan Jenar, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/TKSK Jenar)

Solopos.com, SRAGEN – Bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen sudah mengalir kepada keluarga Mbah Kadiyem alias Mbah Dasir, 80, yang tinggal bersama anaknya, Ngadiman, 36, di Dukuh/Desa/kecamatan Jenar RT 001/RW 001, Sragen, sejak 2013. Sejak enam bulan terakhir, tidak ada penerangan listrik di rumah keluarga miskin itu.

Warga sudah berusaha menyalurkan kabel listrik ke rumah yang berjarak sekitar 50 meter dari permukiman warga. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenar, Aminudin, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (17/1/2021), menyampaikan listrik itu diputus sendiri oleh Mbah Dasir karena merasa tidak nyaman. Amin mengatakan Ngadiman sakit hydrocephalus sejak 2017 dan sempat berobat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Selama ini bantuan pemerintah sudah mengalir ke keluarga itu, yakni raskin atau rastra sejak 2013-2018. Bantuan itu kemudian berganti nama menjadi BPNT [bantuan pangan non tunai] sejak 2018 sampai sekarang. Bantuan jaminan sosial lanjut usia dari APBD juga diterima mereka pada 2014. Jaminan sosial penyandang cacat dari APBN juga diberikan pada 2016-2018. Pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) pada 2017, bantuan sembako 2017-2018, dan bantuan PKH [program keluarga harapan] disabilitas 2019-sekarang,” ujar Amin, sapaan akrabnya.

Geger Ramalan Mbak You Soal Jokowi Lengser 2021, Ini Penjelasannya

Bantuan

Amin menerangkan bantuan yang terus mengalir ke keluarga Mbah Kadiyem berupa BPNT senilai Rp200.000/bulan, sembako dan PKH senilai Rp1,8 juta per tahun. Amin menyampaikan kepedulian tetangga masih ada.

Dia menyebut pembangunan rumah Mbak Kadiyem sempat dibantu lima keluarga terdekat. Untuk kebutuhan penerangan listrik, kata dia, sudah diupayakan tetangga, yakni menyalur dari rumah tetangga terdekat.

“Mungkin kurang terbiasa, sejak enam bulan lalu jaringan kabel itu diputus Mbah Dasir sendiri karena kurang nyaman. Jarak ke rumah terdekat itu sekitar 50 meteran. Sebenarnya Mbah Dasir masih punya anak di Sulawesi dan ada menantu yang dekat. Yang selama ini memberi makan itu ya menantu,” ujarnya.

Meninggal Kena Covid-19, Ini Perjalanan Karier Farida Pasha Si Mak Lampir

Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen Joko Saryono menyampaikan pemerintah sudah perhatian kepada keluarga miskin itu. Selain bantuan-bantuan itu, Joko menerangkan rumah Mbah Dasir itu menempati tanah kas dan lebih jauh jangkauannya dari rumah yang sekarang ditempati.

“Rumah yang ditempati itu merupakan hasil koordinasi kami dengan ketua RT dan kepala desa setempat. Ada tanah tegalan milik warga yang bisa ditempati meskipun tidak dekat dengan akses jalan desa.

Takbir Pilot Garuda dan Keajaiban Pendaratan di Bengawan Solo, 16 Januari 2002

“Kami sudah menindaklanjuti warga miskin itu cukup lama. Untuk kesehatan mereka pun sudah dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen. Kami berencana memasukkan Mbah Dasir itu ke panti jompo bila memungkinkan. Dalam waktu dekat, kami akan cek ke lokasi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya