SOLOPOS.COM - Aktivitas jual-beli di Pasar Sapi Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (8/9/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Kelangkaan daging sapi membuat para pedagang mogok. Polri pun siap bertindak.

Solopos.com, JAKARTA — Merespons masih tingginya harga sejumlah komoditas pangan selepas Idulfitri, Polri siap mengambil tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang bertindak nakal dengan melakukan penimbunan barang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyampaikan pihaknya akan melakukan penelitian lapangan terhadap terjadinya kelangkaan bahan makanan yang dapat berisiko mengerek harga komoditas pangan di tingkat konsumen.

“Kami tentu akan melakukan penelitian untuk mengetahui di mana sebetulnya ada kekurangan, itu harus dilakukan oleh aparat kepolisian,” ungkap Badrodin Haiti dalam konferensi pers penanganan kekeringan di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (10/8/2015).

Badrodin Haiti menyampaikan pernyataannya tersebut terkait dugaan pelaku usaha yang sengaja membuat negara bergantung pada produk-produk impor sehingga penyerapan produksi dalam negeri justru tidak maksimal. Saat ini, pemerintah disibukkan aksi mogok jualan 12.000 pedagang daging sapi di 153 pasar tradisional Jabodetabek yang berlangsung sejak Minggu (9/8/2015) lalu dan direncanakan hingga Rabu (13/8/2015) mendatang.

Alasan mogok tersebut karena harga daging di tingkat pedagang besar meningkat hingga 30% sehingga mereka harus menjual dengan harga tinggi untuk konsumen. Data Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menunjukkan harga daging berada di level Rp120.000-Rp140.000 dari Sumatera hingga Jawa Timur.

Badrodin Haiti menilai tingginya harga di pasar memang tak lepas dari andil para pelaku usaha nakal. Untuk membantu pemerintah menurunkan harga, Badroin berkomitmen untuk melakukan penertiban praktik-praktik yang diduga kartel tersebut.
Menteri Amran Sulaiman menyampaikan berdasarkan data yang diperolehnya, saat ini sapi di para feedloter yaitu 160.000 ekor. Dengan pengeluaran sebanyak 40.000 ekor per bulan, sapi feedloter diprediksi akan dapat menopang kebutuhan selama 4 bulan ke depan.
“Sudah kita sampaikan agar stok 4 bulan digunakan untuk 4 bulan, jangan digunakan untuk 6 bulan,” kata Amran.
Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Prousen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano menyampaikan pelaku usaha bukan menahan stok lebih lama, namun ada kebutuhan perusahaan untuk menjaga utilisasi kandang dan tetap memberdayakan tenaga kerja.
“Persoalannya stok yang ada sekarang ini adalah yang dapat kita gunakan untuk tiga bulan ke depan, sehingga November-Desember itu cadangan menipis, sehingga stok yang ada sekarang ini tentu kita harus perpanjang sampai Desember,” kata Joni.
Berdasarkan data Apfindo, saat ini stok sapi di seluruh kandang feedloter yaitu 140.000 ekor dan yang dapat dipotong yaitu 40%-nya atau sekitar 56.000 ekor. (Dara Aziliya)

Dara Aziliya
+62 813 7024 0154

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya