SOLOPOS.COM - Potret asap api yang beracun di atmosfer menyebabkan langit San Francisco menjadi oranye, Jumat (11/9/2020). (Instagram-CNN)

Solopos.com, JAKARTA -- Perilaku manusia yang tak ramah lingkungan berkontribusi menyusutkan seluruh lapisan gas kompleks yang membentuk atmosfer.

Mengutip Detikinet, Selasa (18/5/2021), sebuah studi terbaru menemukan bahwa ketebalan stratosfer telah menyusut 400 meter sejak 1980. Meski penurunan ketebalan stratosfer sudah pernah dilaporkan sebelumnya, penelitian ini adalah pemeriksaan yang pertama kalinya dalam skala global.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Mengejutkan. Ini membuktikan kita mengotak-atik atmosfer hingga 60 kilometer," kata salah satu tim peneliti, fisikawan dari University of Vigo Earth Juan Añel seperti dikutip dari Science Alert.

Baca Juga : Pilot Amerika Paling Sering Lihat Penampakan UFO

Disebutkan olehnya, meliputi langit sekitar 20 hingga 60 kilometer di atas kita, stratosfer menyelimuti lapisan atmosfer yang kita hirup (troposfer). Beberapa awan menjelajah setinggi ini dan sesekali ada burung.

Stratosfer menahan lapisan ozon yang sangat penting yang telah rusak melalui emisi CFC. Upaya global kolektif sejauh ini cukup berhasil membendung penipisan ozon yang menyebabkan lubang ozon di atas Antartika. Namun emisi gas rumah kaca Bumi telah mengubah seluruh stratosfer.

Fisikawan atmosfer dari Charl's University, Petr Pisoft, dan rekannya menggunakan pengamatan satelit sejak 1980-an yang dikombinasikan dengan model iklim untuk menentukan bahwa kenaikan CO2 menyebabkan stratosfer berkontraksi.

Baca Juga : Ini Makkah Hasil Jepretan Astronot Jepang dari Luar Angkasa

"Kami menunjukkan bahwa kontraksi stratosfer bukan hanya respons terhadap pendinginan, karena perubahan pada tekanan tropopause dan stratopause pun berkontribusi," tulis tim peneliti dalam makalah mereka.

Mereka menjelaskan, pemanasan akibat gas rumah kaca di troposfer menyebabkannya mengembang dan menekan stratosfer di atasnya. "Dalam skenario perubahan iklim yang masuk akal , stratosfer planet kita bisa kehilangan 4% perluasan vertikalnya (1,3 km) dari 1980 hingga 2080," kata Anel.

Ozon dan oksigen molekuler di stratosfer menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet dari Matahari, sehingga melindungi kita semua dari sinar Matahari yang paling berbahaya. Di sini, suhu udara meningkat dengan ketinggian (kebalikan dari troposfer di bawahnya), yang membuat lapisan gas ini stabil.

Baca Juga : Mercedes Benz Siapkan Van Listrik EQT Concept

Pesawat bisa mundur di kondisi ini ketika cuaca menjadi buruk di wilayah bawah. Tetapi stabilitas ini juga berarti bahwa bahan kimia apa pun yang mencapai stratosfer cenderung bertahan. "Ini membuat saya bertanya-tanya perubahan apa lagi yang ditimbulkan emisi kita pada atmosfer yang belum kita temukan," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya