SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SRAGEN–Krisis air bersih yang terjadi setiap tahun di wilayah Sragen utara mendapat sorotan sejumlah legislator DPRD Sragen. Mereka mendesak Pemkab mengambil langkah terobosan untuk menyelesaikan secara permanen masalah tersebut.

Salah satunya dengan menjajaki peluang membangun jaringan pipa air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Seperti disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD Sragen, Suparno, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Kamis (30/10/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) tersebu menilai sudah saatnya Pemkab memikirkan solusi permanen persoalan krisis air bersih yang selalu terjadi pada musim kemarau. “Saya pikir dropping air bersih tidak efektif,” kata dia.

Suparno mengusulkan pemberian anggaran penyertaan modal kepada PDAM Tirto  Negoro Sragen untuk merintis jaringan air bersih keSragen utara. Kendati anggaran yang dibutuhkan tidak sedikit, dia menilai opsi tersebut perlu dikaji.

Ekspedisi Mudik 2024

Suparno mengungkapkan, beberapa tahun lalu pernah ada riset pembuatan jaringan air bersih dari wilayah selatan Sungai Bengawan Solo ke desa-desa di Sragen utara. Skenario tersebut menurut dia perlu dimatangkan.

“Jadi dulu pernah ada riset. Di Desa Jatisumo [Sambungmacan) ada sumber air potensial. Air ini bisa dialirkan ke Sragen utara melintasi Sungai Bengawan Solo menggunakan jaringan pipa. Opsi ini perlu direalisasikan,” urai dia.

Suparno mengatakan air dari Jatisumo setidaknya bisa digunakan untuk menyuplai air bersih ke wilayah Kecamatan Tangen dan Jenar. Setelah itu, Suparno mengatakan, jaringan pipa PDAM perlu terus dikembangkan.

Disinggung ihwal kebutuhan anggaran yang cukup besar, Suparno tidak menampiknya. Tapi menurut dia Pemkab tidak boleh diam saja menghadapi persoalan krisis air. “Air adalah kebutuhan sangat pokok,” tutur dia.

Pendapat senada disampaikan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Sragen, Anggoro Sutrisno. Menurut dia langkah pertama yang perlu dilakukan Pemkab adalah melakukan eksplorasi air secara masif dan berkelanjutan.

Pasalnya, menurut dia, wilayah Sragen utara perlu pencarian titik air secara besar-besaran. Selama ini wilayah Sragen utara dikenal tidak mempunyai sumber air. “Pencarian sumber ini harus digencarkan,” tutur dia.

Droping Air
Anggoro menilai Pemkab tidak boleh hanya mengandalkan droping air bersih setiap kemarau. Dia mendesak Pemkab Sragen melobi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk bisa memanfaatkan air WKO.

“Kalau dropping air itu kan solusi jangka pendek. Untuk penanganan krisis air bersih secara permanen harus mulai dipikirkan. Salah satunya mengolah air WKO untuk kecamatan-kecamatan di sekitarnya seperti Miri,” urai dia.

Diberitakan Solopos sebelumnya, krisis air bersih di Sragen utara kian meluas dan parah. Warga di sejumlahy desa harus membeli air bersih dan mengurangi intensitas mandi lantaran air di sumur mereka mengering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya