Kekeringan Sragen yang terjadi saat musim kemarau biasanua memicu krisis air bersih.
Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak 121.405 penduduk Sragen terancam mengalami krisis air bersih pada musim kemarau 2015.
Mereka tersebar di 42 desa di 11 kecamatan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Informasi tersebut diperoleh Mayoritas penduduk terancam kekeringan itu berada di Sragen utara yang dikenal sebagai daerah kering yakni Kecamatan Tangen, Jenar, dan Gesi. Selain itu Kecamatan Sukodono, Mondokan, Sumberlawang, Miri, Masaran, Plupuh, Kalijambe, dan Tanon. Kabag Pelayanan PDAM Tirto Nagoro Sragen, Agus Supriyono, saat ditemui wartawan di kantornya mengatakan data tersebut diperoleh dari Dinas Sosial (Dinsos) Sragen. Data tersebut, menurut dia, merupakan warga terdampak krisis air bersih yang terjadi setiap musim kemarau. “Dari tahun ke tahun ya warga ini yang terkena krisis air,” ujar dia. Agus menyatakan sejauh ini belum ada laporan krisis air bersih di berbagai wilayah Sragen. PDAM, menurut dia, sebatas menunggu permintaan droping air dari Dinsos Sragen.
Dia menerangkan PDAM Sragen telah menyiagakan empat armada pengangkut air untuk mengantisipasi adanya permintaan pengiriman air bersih ke daerah pelosok. Kapasitas angkut masing-masing armada yaitu 4.000 liter. Terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sragen, Suparno meminta Pemkab menyiapkan sejak dini air bersih untuk mengantisipasi krisis air bersih yang terjadi tiap kemarau. Menurut dia anggaran pengadaan air bersih sudah dialokasikan di APBD Sragen 2015. Artinya, Dinsos dan PDAM tinggal mengatur teknis distribusi ke daerah rawan.