SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Dok/JIBI)

Solopos.com, SRAGEN–Bencana alam kekeringan kembali mengancam 32 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Sragen pada musim kemarau tahun ini.
Puncak musim kemarau diprediksi berlangsung pada Agustus-September mendatang. Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Wangsit Sukono, dihubungi solopos.com melalui telepon seluler (ponsel), Rabu (16/7/2014).

Mirisnya, krisis air bersih diperkirakan mulai terjadi pada hari Lebaran Senin-Selasa (28-29/7) mendatang. “Padahal biasanya kebutuhan air bersih meningkat drastis pada masa Lebaran,” kata dia. Wangsit mengaku sudah mengantisipasi terjadinya kekurangan air bersih pada Hari Raa Idul Fitri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kongkretnya dengan menyiapkan pengiriman (droping) air bersih ke daerah yang membutuhkan. Rencana lain yaitu memasang tandon air berukuran besar yang mampu menampung air bersih hingga 5.000 liter. Tandon besar tersebut akan ditempatkan di desa-desa yang paling rawan krisis air.

Ditanya daerah rawan kekurangan air bersih di Sragen, menurut Wangsit yakni yang berada di utara Sungai Bengawan Solo. Dearah tersebut meliputi Kecamatan Kalijambe, Sumberlawang, Tanon, Miri dan Sukodono. Selain itu Kecamatan Tangen, Gesi dan Jenar.
“Peta kekeringan di Sragen sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Kami sudah melakukan persiapan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di desa langganan kekeringan,” tutur dia.

Wangsit melanjutkan, Dinsos sudah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen terkait rencana droping air bersih ke daerah rawan kekeringan. Sebab nantinya harus ada mobil tangki PDAM yang selalu standby.

Terkait ancaman krisis air saat Lebaran, Wangsit mengimbau masyarakat supaya melapor kepada Dinsos. Dia menjamin pengiriman bantuan air bersih tidak akan menunggu lama. “Lapor saja kepada kami, akan langsung kami bantu,” janji dia.

Disinggung tentang tandon raksasa, Wangsit menyatakan masih diupayakan. Menurut dia tandon raksasa sedang dimintakan kepada Bakorwil II Surakarta. Tandon akan digunakan untuk menampung air bersih hasil droping.
Sedangkan anggaran untuk kegiatan droping air bersih senilai Rp50 juta. Anggaran tersebut bisa digunakan sewaktu-waktu. Bila nilainya kurang, menurut Wangsit masih bisa ditambah. “Air bersihnya kan dari PDAM, kami bisa bayar belakangan,” terang dia.

Terpisah, Camat Sumberlawang, Y. Wahyudi, menjelaskan daerah rawan air bersih di wilayahnya yaitu Desa Tlogotirto dan Desa Pagak. Tahun lalu Pemkab mengirim air bersih ke Tlogotirto lantaran sumur pamsimas di daerah tersebut rusak.

Namun sejauh ini Wahyudi menyatakan masyarakat di dua desa tersebut masih mempunyai cukup air. “Saat ini persediaan air masih cukup. Tapi dua desa ini tergolong rawan air bersih saat kemarau,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya