SOLOPOS.COM - Warga menuang air ke dalam kelenting milik warga lainnya saat antre bantuan air bersih dari BPBD Sragen di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (12/8/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kekeringan Sragen, BPBD mengirim tiga tangki air bersih untuk warga Kowang, Sumberlawang.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 378 keluarga di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, kekurangan air bersih sejak sebulan terakhir. Mereka harus mengangsu ke Sendang Palang yang jaraknya 2 km-3 km untuk mendapatkan air bersih atau membeli dengan harga Rp50.000 per 1.000 liter bagi yang mampu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keluhan ratusan keluarga di 10 rukun tetangga (RT) tersebut direspons perangkat desa setempat dibantu mahasiswa yang kuliah kerja nyata (KKN) dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Bayan Kowang, Jasman, dibantu para mahasiswa KKN langsung mengajukan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen. (Baca juga: BPBD Mulai Kirim Air Bersih ke Daerah Krisis)

Ekspedisi Mudik 2024

Akhirnya, BPBD mengirim tiga unit mobil tangki berisi air bersih berkapasitas 5.000 liter per tangki kepada ratusan warga tersebut. Pengiriman dua tangki pertama dilakukan pada Jumat (11/8/2017) lalu dan satu tangki berikutnya pada Sabtu (12/8/2017).

Pengiriman air bersih berikutnya direncanakan Senin (14/8/2017). Pengiriman air bersih pada Sabtu siang dikoordinasi Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen Giyanto dan Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sragen Untung bersama tiga anggota Satgas BPBD Sragen.

Marni, 80, salah seorang warga Kowang, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu siang, mengaku senang bisa mendapat bantuan air bersih. Marni membawa dua jeriken berkapasitas 30 liter untuk antre mendapatkan air bersih. Marni sebenarnya memiliki sumur yang disedot menggunakan pompa air tetapi sumurnya sudah mengering sejak sepekan terakhir.

“Kalau tidak ada bantuan seperti ini ya terpaksa mengangsu ke Sendang Talang. Jaraknya kalau dari rumah saya ya 2 km lebih. Saya mengangsu setiap hari. Biasanya untuk kebutuhan mandi, cuci, dan memasak,” ujarnya.

Jumini, 40, warga Kowang lainnya, juga ikut antre air bersih bantuan dari BPBD Sragen. Sumur permukaan milik Jumini sudah mengering selama sebulan terakhir. Jumini tak kuat membeli air dengan kapasitas 1.000 liter seharga Rp50.000.

Kalau tidak ada bantuan air bersih, Jumini mengangsu ke Sendang Palang yang jaraknya dari rumahnya hampir 3 km. Bayan Kowang, Jasman, mengatakan di Kowang ada 414 keluarga tetapi hanya 36 keluarga yang tidak kekurangan air bersih karena lokasinya dekat lokasi pacuan kuda Nyi Ageng Serang yang cukup banyak airnya.

Dia mengatakan 378 keluarga lainnya sudah mengeluh kesulitan air dan menyampaikan ke balai desa agar diusahakan bantuan dari kabupaten. “Ratusan keluarga itu menyebar di 10 RT, yakni RT 5A, 5B, 6A, 6B, 6C, 7A, 7B, 7C, 8A, dan 8B. Setiap RT terdiri atas 49-66 keluarga. Bukan hanya warga, saya pun harus mengangsu ke Sendang Palang. Biasanya saya membawa delapan jeriken berkapasitas 30 liter setiap kali mengangsu,” tuturnya.

Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sragen, Untung, berpesan air bantuan dari BPBD ini jangan untuk mandi, cuci, dan kakus tetapi hanya untuk kebutuhan memasak air dan memasak makanan. Dia berharap para warga bisa memakluminya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya