SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kekeringan Klaten yang menimpa beberapa desa akan mendapatkan droping air bersih setiap hari.

Solopos.com, KLATEN – Droping air bersih bakal dilakukan setiap hari menyasar ke desa rawan kekeringan. Hal itu lantaran kondisi cadangan air warga pada bak penampungan sudah menipis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan dari hasil pemetaan ada 28 desa masuk pada daerah rawan kekeringan. Desa-desa itu sebagian besar berada pada kawasan lereng Gunung Merapi.

“Rencananya setiap hari ke desa-desa rawan kekeringan melakukan droping tanpa harus menunggu permintaan. Karena kondisi tandon yang airnya mulai surut. Kami lakukan bergiliran yakni satu hari dua desa karena truk tangki untuk droping air bersih yang dimiliki terbatas,” jelas dia, Minggu (28/6/2015).

Berdasarkan informasi yang diterima, desa-desa rawan kekeringan di antaranya berada di Kecamatan Kemalang di antaranya Desa Sidorejo, Tlogowatu, Talun, Tegalmulyo, serta Bumiharjo.

Kecamatan Jatinom yakni Desa Bandungan, Socokangsi, dan Temuireng. Kecamatan Tulung meliputi Desa Mundu dan Sedayu. Kecamatan Manisrenggo diantaranya Desa Sukorini dan Ngemplakseneng. Kecamatan Karangnongko yakni Jiwan, Gemampir, dan Kanoman serta Kecamatan Bayat berada di Desa Jambakan.

Dana yang dialokasikan guna penanganan bencana kekeringan yakni Rp200 juta. “Harapannya dana itu cukup. Nanti tetap akan ada back up dari berbagai pihak untuk bantuan air bersih ini,” katanya.

Disinggung lamanya musim kemarau, Winoto menjelaskan berdasarkan badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BBMKG) kemarau tahun ini diprediksi terjadi hingga Oktober mendatang.

“Kami mengimbau agar warga tetap berhemat air. Selain persoalan ancaman kekeringan, yang perlu diwaspadai yakni kebakaran,” ujarnya.

Salah satu warga Desa Sidorejo, Jack, mengatakan harga 5.000 liter air bersih yang diangkut truk tangki di wilayah paling atas Desa Sidorejo yakni Dukuh Deles sudah mencapai Rp200.000. “Harga itu sudah terjadi selama musim kemarau ini. Kalau untuk warga miskin yang tidak mampu membeli air bersih, biasanya mereka ikut mengambil di musala-musala yang mendapat bantuan air bersih,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya