SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KARANGANYAR—Tiga desa di Kecamatan Mojogedang, Karanganyar mulai kesulitan mendapatkan pasokan air bersih, akhir September ini. Kendati demikian, ratusan warga tetap bertahan dengan sumber air yang masih tersisa.

Tiga desa itu yakni Desa Mojogedang, Desa Pereng dan Desa Ngadirejo. Ketiganya tergolong paling parah dibanding desa lainnya di Kecamatan Mojogedang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Camat Mojogedang, Yopi Eko Jatiwibowo, mengatakan problematika sulit air di musim kemarau terjadi rutin setiap tahun. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan pembuatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Selama ini warga mengandalkan air tanah dari sumur dan sebagian lagi PDAM. Akan tetapi saat musim kemarau, debit air mulai menurun dan warga kesulitan mendapat air bersih. Sudah saya tawarkan untuk dropping [air] tapi mereka belum mau,” kata dia kepada wartawan, Jumat (26/9/2014).

Yopi mengurai pengajuan pembuatan Pamsimas disambut baik oleh DPU, yang rencananya realisasi pembangunan dilaksanakan pada 2015 mendatang.

Baru-baru ini, lanjut dia, pemerintah desa setempat telah dimintai sejumlah persyaratan hingga verifikasi data dan survey lokasi dibangunnya fasilitas itu. “Jika musim kemarau berlanjut sampai dengan Desember, kemungkinan kami akan meminta dropping air kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar,” ungkap dia.

Sawah Kering
Kesulitan air juga dialami oleh petani di wilayah tersebut. Selain air, petani juga mengeluh ihwal sulitnya pupuk dan serangan hama wereng. Puluhan hektare sawah, sambung Yopi, terancam gagal panen lantaran permasalahan tersebut.

“Petani di Desa Mojogedang, Desa Kaliboto, Desa Munggur, dan Desa Kedungjeruk sambat karena sawahnya mengering. Masih ditambah sulitnya membeli pupuk dan serangan hama wereng. Kami meminta mereka bersabar menghadapi musim ini,” tandasnya.

Di sisi lain, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Karanganyar mentasarufkan sebagian zakat untuk pembuatan sumur dalam di Desa Bolong, Kecamatan Karanganyar. Ketua Baznas Karanganyar, Abdul Muid, di sela sarasehan Baznas di Pendapa Rumah Dinas Bupati Karanganyar mengatakan pembuatan sumur dalam di desa itu membutuhkan dana senilai Rp115 juta.

Rencananya, sumur itu bakal mencukupi kebutuhan air warga di dua RW atau sekitar 60 keluarga.

“Meskipun lokasinya berada di Karanganyar Kota, namun mereka sering meminta suplai air bersih dari PDAM. Karena itu kami membuat sumur dalam di lokasi itu sebagai salah satu sasaran tasaruf,” kata dia, Senin (29/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya