SOLOPOS.COM - Dua orang warga sedang mengambil air dari bak penampungan hasil pengangkatan air dari sumber Cluwakan. Meski sudah air sudah bisa diangkat namun warga belum bisa menikmati karena air belum bisa mengalir ke rumah warga, Minggu (28/8/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Kekeringan Gunungkidul mulai dirasakan di Tepus.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Memasuki bulan Oktober, sebagian warga di Kecamatan Tepus, Gunungkidul sudah mulai melakukan permohonan air bersih ke Pemerintah Kecamatan dikarenakan air hujan belum dapat mencukupi kebutuhan warga.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Camat Tepus, Sukamto kepada Harian Jogja, mengatakan saat ini banyak warga di sejumlah desa mulai memerlukan air bersih untuk keberlangsungan hidup sehari-hari. Maka dari itu, untuk memenuhi permintaan warga, pihak Kecamatan Tepus terus aktif melakukan dropping air ke sejumlah wilayah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Meskipun kemarau basah pada beberapa bulan terakhir ini, namun sebagian warga sudah ada yang membutuhkan air. Kita sudah mulai dropping air,” kata dia, Selasa (20/9/2016).

Sukamto menjelaskan selama ini ketersediaan air bersih masih menjadi permasalahan utama warga di Kecamatan Tepus. Selama musim hujan, warga hanya dapat mengandalkan air dari penampungan air hujan. Namun ketika musim kemarau datang seperti saat ini otomatis air di penampungan sudah tidak dapat mencukupi lagi sehingga terpaksa melakukan dropping air.

Dikatakannya bahwa air menjadi suatu  kebutuhan utama bagi kehidupan masyarakat. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan manusia namun juga untuk hewan ternak yang dimiliki. Sedangkan saat ini melihat fenomena telaga-telaga yang mulai mengering pun cukup menjadi keresahan tersendiri.

Sukamto mengatakan selama bulan September pihaknya terus melakukan dropping air ke sejumlah desa di Tepus. Dari total lima desa di Kecamatan Tepus, terdapat tiga desa yang menjadi tanggungjawab pihak Kecamatan untuk melakukan dropping air yakni Desa Purwodadi, Tepus, dan Sidoharjo. Sedangkan dua desa yang ditangani oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul untuk pemenuhan kebutuhan air bersih yakni Desa Giripanggung dan Sumberwungu.

“Nanti kita lihat pada bulan selanjutnya, apakah akan turun hujan atau tidak. Kalau tidak, kegiatan dropping air akan terus kami lakukan,” pungkas Sukamto.

Sementara itu, salah seorang warga Bambang Sulur pun mengaku selama musim kemarau masih selalu mengharapkan bantuan pengiriman tangki air bersih dari pemerintah terkait. Terlebih untuk kebutuhan pertanian di ladang yang menurutnya membutuhkan banyak persediaan air. Ia bersama warga desa lainnya pernah akan membuat sebuah bak penampungan air hujan (PAH) namun terkendala material yang sulit diperoleh.

“Selain itu ketika akan membuat penampungan air, akses jalan dan pasokan air pun juga tidak ada, jadi ya memang masih sering kekurangan air dan harus tunggu tangki,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya