SOLOPOS.COM - LIHAT EMBUNG--Sejumlah anak melihat kondisi embung di Desa/Kecamatan Musuk , Boyolali, Kamis (10/2/2011). (dok SOLOPOS)

Kekeringan Boyolali, Pengajuan anggaran pembuatan embung untuk mengantisipasi kekeringan.

Solopos.com, BOYOLALI--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mengusulkan anggaran senilai Rp40 miliar ke pemerintah pusat untuk pembangunan embung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami minta anggaran melalui APBNP tahun ini untuk membangun 20 embung di Boyolali. Satu embung butuh anggaran sekitar Rp2 miliar,” kata Pj. Bupati Boyolali, Sri Ardiningsih, saat ditemui Solopos.com, Rabu (16/9/2015).

Rencana pembangunan embung merupakan upaya pemkab untuk mengantisipasi kekurangan air pada musim kemarau.

“Ini juga tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo ke Boyolali beberapa waktu lalu yang sempat meninjau beberapa embung yang sudah ada di Musuk. Embung cukup signifikan mengatasi masalah kekurangan air.”

Saat ini pemkab masih menunggu jawaban dari pemerintah pusat atas anggaran yang diusulkan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Boyolali, M.Qodri, membenarkan pemkab melalui DPU dan ESDM mengusulkan anggaran Rp40 miliar ke pemerintah pusat.
“Tapi proposalnya baru kami ajukan. Kami belum dapat jawaban berapa anggaran yang disetujui,” imbuh dia.

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) DPU dan ESDM Boyolali, Suyono, menyebut belum ada kepastian terkait lokasi pembangunan embung.
Menurut dia, desa yang meminta dibuatkan embung cukup banyak. Namun untuk realisasinya perlu ada prioritas.

Selain itu, untuk menentukan lokasi pembangunan embung juga butuh koordinasi dengan banyak pihak apalagi tanah yang digunakan adalah tanah kas desa.

Dia menjelaskan desa-desa yang minta dibuatkan embung ada di beberapa kecamatan seperti Musuk, Cepogo, Wonosegoro, Andong, dan Ngemplak.

“Kalau daftar desa yang mengajukan saya tidak hafal karena banyak sekali. Nanti kalau disetujui, tentu akan diprioritaskan di wilayah-wilayah yang paling rawan kekeringan seperti Musuk.”

Seperti diketahui, Musuk adalah wilayah yang paling rawan kekeringan saat musim kemarau. Saat ini, dari 20 desa yang ada di Musuk, tercatat ada 14 desa yang krisis air bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya