SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergaulan bebas (m.tribunnews.com)

Kekerasan terhadap dalam bentuk kekerasan seksual di Sragen cukup memprihatinkan.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 191 anak di Kabupaten Sragen mengalami kekerasan seksual dalam 10 tahun terakhir. Ketua Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sugiarsi mengatakan kasus pencabulan mendominasi jumlah kekerasan seksual yang dialami anak. Umumnya, pencabulan itu justru dilakukan oleh orang-orang terdekatnya sendiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

”Total ada 110 anak yang menjadi korban pencabulan di Sragen sejak APPS berdiri [1 Oktober 2004],” kata Sugiarsi yang masih berada di Jakarta saat dihubungi Espos melalui telepon, Jumat (13/5/2016).

Dari 191 anak yang mengalami kekerasan seksual itu, 74 anak di antaranya menjadi korban perkosaan. Sama dengan pencabulan, perkosaan terhadap anak juga bisa dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Bahkan, seorang ayah berinisial SP di Kecamatan Mondokan, Sragen, tega memerkosa anak kandungnya sendiri, HT, hingga hamil. Perkosaan terhadap anak kandung sendiri itu dilakukan berulang-ulang dalam sejak Juni 2012 lalu.

Selain perkosaan dan pencabulan, ada pula enam anak yang menjadi korban trafficking. Satu anak menjadi korban kekerasan pornografis. Akibat ketahuan mencuri barang-barang bekas, seorang siswi di Karangmalang harus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari tetangganya. Dia diarak keliling kampung dalam kondisi telanjang.

”Anak yang menjadi korban kekerasan seksual itu berusia 3,5 tahun hingga 17 tahun. Ada 18 anak yang hamil karena kekerasan seksual itu. Bahkan, seorang anak berusia 12 tahun yang baru duduk di bangku kelas VI SD sudah hamil,” jelas Sugiarsi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya