SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak korban kekerasan. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO –  Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menegaskan pentingnya upaya-upaya strategis untuk mencegah tindak kekerasan terhadap anak.

“Hampir tiap hari kami mengetahui pemberitaan tentang terjadinya kekerasan termasuk terhadap anak-anak. Tak hanya kekerasan secara fisik, tapi juga secara verbal,” terang Etik saat pembukaan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Auditorium Wijaya Utama lantai 10 Gedung Menara Wijaya, Sukoharjo, Kamis (28/7/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Peristiwa tersebut membuat prihatin, sedih, sekaligus miris,” tambah Etik

Bahkan tidak berhenti di situ kasus penelantaran anak, aborsi, pernikahan anak dibawah umur, tenaga kerja dibawah umur, perdagangan manusia, hingga kasus perceraian mengintai anak-anak.

“Semua kasus ini berobjek pada anak yang tentu saja akan berdampak buruk pada perkembangan dan kepribadian anak, baik fisik, maupun psikis dan jelas mengorbankan masa depan anak,” kata dia.

Baca juga: Sedih, 3 Bulan Terjadi 7 Kasus Kekerasan terhadap Anak di Sukoharjo

Dia menggaris bawahi kasus-kasus itu biasanya ditemukan dari empat faktor. “Faktor ekonomi yang tidak stabil, faktor kegagalan rumah tangga [broken home], faktor kurang siapnya pasangan saat menikah, dan juga faktor tehnologi yang disalahgunakan,” jelasnya.

Etik mengatakan anak merupakan investasi sosial untuk keberlanjutan pembangunan bangsa. Menurutnya anak adalah pewaris negeri.

“Merekalah yang akan mengisi warna-warni negeri ini, menentukan maju mundurnya negeri ini. Merekalah yang akan menggenggam masa depan negeri ini,” katanya.

Selain itu, dia mengatakan anak adalah individu unik, yang tidak dapat disamakan dengan orang dewasa, baik dari segi fisik, emosi, pola pikir, maupun tingkah lakunya.

Oleh karena itu menurutnya perlakuan terhadap anak membutuhkan  perlakuan khusus dan emosi yang stabil. Karena baginya anak mengemban tanggungjawab besar.

Baca juga: Ngeri, Kasus Kekerasan Anak di Sukoharjo Naik 300 Persen Selama Pandemi

Anak menjadi harapan masa depan, penerus cita-cita dan pewaris keturunan. Anak bahkan dianggap memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensial bangsa dan negara di masa depan.

“Saya berharap melalui kegiatan ini, dapat menambah ilmu dan pengalaman serta meningkatkan kemampuan dan kapasitas para peserta sosialisasi dalam menekan kasus kekerasan terhadap anak seminimal mungkin yang dimulai dari keluarga, lingkungan sekitarnya dan masyarakat,” harap Etik.

Selain itu menurutnya peserta sosialisasi dapat membagikan ilmunya kepada masyarakat luas, sehingga dapat menekan segala bentuk ancaman kekerasan yang menimpa anak. Dengan demikian, hak anak dapat terpenuhi.

Diberitakan sebelumnya, Kasus kekerasan pada anak berupa kekerasan seksual menjadi kasus paling banyak dengan pelaku mayoritas orang terdekat.
Sebanyak 17 kasus kekerasan anak terjadi di Sukoharjo sejak Januari hingga Juli 2022.

Kekerasan seksual menjadi kasus paling banyak dengan jumlah 10 kejadian.

Baca juga: DUGAAN PENGANIAYAAN SISWA : Bocah SD Sukoharjo Ditetapkan Jadi Tersangka

Mirisnya, kekerasan seksual yang terjadi di Sukoharjo selama ini banyak dilakukan oleh orang terdekat korban. Perundungan dan perebutan hak asuh masing-masing tercatat dua kasus. Sementara kekerasan fisik ada tiga kasus.

Sementara, tren kasus per tahun tercatat naik turun. Jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Sukoharjo pada 2017 sebanyak 48 kasus. Pada 2018, jumlah kasus kekerasan terhadap anak menurun sebanyak 39 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya