SOLOPOS.COM - Seorang perempuan polisi memberikan sosialisasi demi mencegah kejahatan seksual anak. (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Kejahatan seksual anak dilawan Pemerintah Kota Surabaya dengan mengajak warga kota bergandengan tangan menyayangi anak-anak.

Masdiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya dan sejumlah elemen masyarakat di Surabaya telah mengampanyekan Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak (GN-Aksa) yang diharapkan menjadi awal program gerakan sayang anak di Kota Surabaya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Surabaya Nanis Chairani mengatakan tahun 2015 ini Pemkot Surabaya sedang menyusun instruksi wali kota tentang GN-Aksa dan beberapa rencana aksi tentang perlindungan anak. “Dengan aksi-aksi kampanye, nantinya akan bermuara pada gerakan sayang anak di Kota Surabaya,” katanya dalam siaran pers, Minggu (13/12/2015).

Dia mengatakan, pemkot Surabaya menggelar kampanye GN-Aksa di Taman Bungkul pada 13 Desember 2015. Aksi itu merupakan bentuk respons terhadap Inpres No.5/2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak.

“Kampanye di Taman Bungkul ini adalah tanda dimulainya gerakan nasional anti kejahatan seksual terhadap anak. Nantinya, dari kampanye hari ini akan dilakukan kampanye serupa di beberapa titik di kota surabaya selama tujuh hari berturut-turut,” jelas Nanis.

20 Menit Sekali
Nanis memaparkan, berdasarkan survei pakar kriminologi Universitas Indonesia, setiap 20 menit terjadi kekerasan terhadap anak-anak. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat, sebanyak 21,6 juta kasus kekerasan terhadap anak terjadi di sepanjang 2010-2014, di mana sebanyak 58% merupakan kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Sementara itu, Pusat PPT-P2A Kota Surabaya menyebutkan ada 106 anak yang menjadi korban kekerasan seksual pada 2014 dan tahun ini hingga Oktober tercatat ada 43 kasus kekerasan seksual, di mana 12 anak sebagai pelakunya. “Kami ingin ajak partisipasi berbagai elemen masyarakat untuk tersadar bahwa tindak kekerasan terhadap anak bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Perlunya partisipasi dari berbagai pihak ini didasari bahwa pelaku kekerasan umunya berasal dari lingkungan terdekat kita,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk mereduksi dan mencegah jatuhnya korban kekerasan seksual pada anak menjadi tanggung jawab bersama, dan bukan hanya pemerintah. “Anak-anak juga harus diberi edukasi agar bisa melindungi dirinya sendiri darinlingkungan di sekitarnya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya