Solopos.com, PACITAN -- Derasnya arus Sungai Grindulu menghanyutkan Masjid Apung di Pacitan hingga ke laut. Peristiwa langka ini terjadi pada Rabu (10/2/2021) dini hari.
Masjid terapung itu lokasinya berada di muara Sungai Grindulu. Bangunan yang berdiri di atas rakit tersebut kini bergeser sekitar 1 kilometer dari posisi semula akrena arus sungai meluap akibat hujan deras. "Kejadian diketahui pukul 05.00 WIB pagi ini," terang penjaga masjid Ryan Yudianto, 39, kepada wartawan di Pantai Pancer, Pacitan, Rabu pagi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ia mengatakan sebelum arus sungai menyeret masjid tersebut hingga ke lautan, hujan memang turun dengan intensitas cukup tinggi. Akibatnya debit air Sungai Grindulu naik. Besarnya volume air disertai dengan kuatnya arus yang melintasi bagian bawah masjid.
Baca juga: Dini Hari Tadi Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar Sejauh 1 Kilometer
Tak hanya arus yang sangat kuat, material yang terbawa banjir juga menyebabkan beban tali penahan rakit melebihi ambang batas. Akibatnya tali menegang lalu putus. Posisi masjid sendiri, lanjut Ryan, sudah tampak sedikit demi sedikit bergeser dalam tempo beberapa hari terakhir.
"Akhirnya tadi sekitar jam 02.30 WIB ada yang mengetahui bahwa masjid sudah berada di tengah laut seperti yang terlihat saat ini," papar Ryan.
Dipakai Salat Jumat
Dari informasi dihimpun, masjid apung tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas. Seperti karpet, sajadah, dan kitab Al Quran. Di masjid tersebut juga terpasang pengeras suara yang biasa digunakan saat azan salat lima waktu maupun salat Jumat.
Baca juga: Ini Dia PNS Viral Ala Barbie, Ibu Anak Tiga yang Berdinas di Lampung
Pantauan pagi tadi, bersamaan empasan gelombang di Teluk Pacitan, posisi Masjid Apung tampak makin jauh dari pantai. Namun menurut Ryan, bangunan masjid masih memungkinkan ditarik kembali ke muara. Hanya hal tersebut masih akan dilaporkan terlebih dahulu kepada Kiai Fuad dari Ponpes Tremas.
Masjid Apung mulai dibangun pada Maret 2020. Setelah resmi difungsikan bangunan tersebut rutin digunakan untuk kegiatan salat Jumat berjamaah. Agenda lain yang kerap digelar adalah manakiban, mujahadah, serta khataman nabi.