SOLOPOS.COM - Warga mengerumuni stan bazar milik Koperasi Kartika D.03 untuk membeli sejumlah barang kebutuhan rumah tangga saat pembukaan TMMD Sengkuyung Tahap I 2017 di Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Rabu (5/4/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kegiatan TNI yakni TMMD dilaksanakan di desa zona merah kemiskinan.

Solopos.com, KLATEN – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) tahun ini bakal diprioritaskan ke desa-desa yang masuk zona merah kemiskinan. Hal itu dimaksudkan untuk membantu percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bersinar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, yang masuk dalam salah satu desa zona merah menjadi salah satu desa sasaran program TMMD Sengkuyung 2017. Program TMMD di Mlese dilakukan selama sebulan mulai Rabu (5/4/2017) hingga Kamis (4/5/2017).

Komandan Kodim (Dandim) 0723/Klaten, Letkol Inf. Bayu Jagat, mengatakan sasaran kegiatan berupa pembangunan fisik serta kegiatan penyuluhan. Total anggaran Rp371,6 juta bersumber dari APBD Jawa Tengah, APBD Klaten, serta swadaya masyarakat.

Kegiatan fisik yakni betonisasi jalan sepanjang 1,3 km, rehab rumah tak layak huni (RTLH) sebanyak 10 unit, jambanisasi sebanyak delapan unit, serta rehab satu unit masjid. “Untuk nonfisik seperti penyuluhan tentang perlindungan anak, penguatan ideologi, serta bahaya narkoba,” kata dia saat ditemui seusai pembukaan TMMD di lapangan Desa Mlese, Rabu.

Dandim mengatakan pada 2017 program TMMD sengkuyung dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Sasaran utama penerima program tersebut yakni desa-desa yang masuk zona merah kemiskinan. Berdasarkan PPLS 2011, di Klaten ada 73 desa yang masuk zona merah kemiskinan.

“Pada tahun ini program TMMD dilakukan tiga kali, ada penambahan dibanding sebelumnya yang hanya dua kali setahun. Penambahan dilakukan karena program dinilai efektif membantu peningkatan ekonomi masyarakat terutama di zona merah kemiskinan. Kami masih fokuskan pada desa-desa yang masuk zona merah tersebut,” urai dia.

Camat Gantiwarno, Hari Purnomo, mengatakan dari total 16 desa di Gantiwarno ada empat desa yang masuk dalam zona merah kemiskinan. Keempat desa itu yakni Mlese, Kragilan, Towangsan, serta Jogoprayan.

“Tingkat kemiskinan empat desa lebih tinggi dibanding 12 desa lainnya. Kalau di persentase, jumlah warga miskin sekitar 11 persen dari total jumlah penduduk. Penyebabnya bisa karena jumlah penduduk yang banyak,” ungkapnya.

Di sisi lain, saat pembukaan TMMD, Koperasi Kartika D.03 yang tak lain milik Kodim 0723/Klaten mendirikan stan bazar. Stan itu menjadi jujugan warga lantaran harga barang yang dijual dinilai murah. Barang-barang itu seperti gula pasir, minyak goreng, telur, serta mi instan.

“Kami jual dengan harga di bawah grosir. Contohnya itu telur kalau beli di luar Rp17.000/kg, kalau di sini hanya Rp13.000/kg. Barang-barangnya hampir habis setelah satu jam dibuka,” kata Koordinator Lapangan Bazar, Serta Tarmaskom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya