SOLOPOS.COM - Kondisi pintu saluran air Dam Colo di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, yang bakal ditutup pada Oktober, Jumat (28/8/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Perwakilan Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Saluran Colo Timur walk out saat rapat koordinasi rencana penutupan pintu saluran air Dam Colo di Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Kamis (2/9/2021).

Dalam rapat tersebut diputuskan saluran Dam Colo di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, tetap ditutup. Hanya waktu penutupannya diundur 10 hari mulai dari seharusnya 1 Oktober menjadi 11 Oktober. Penutupan berlangsung sebulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rapat koordinasi tersebut dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Operasi dan Pemeliharaan BBWSBS, Sri Wahyu Kusumastuti. Rapat itu juga dihadiri perwakilan Perum Jasa Tirta I, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang se-Soloraya, Dinas Pertanian Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar, serta perwakilan P3A Colo Timur dan Colo Barat.

Baca Juga: Pengakuan Begal Ojol di Baki Sukoharjo: Nekat karena Terlilit Utang Koperasi Rp1,2 Juta

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto, mengatakan tidak mengikuti rapat sampai selesai lantaran aspirasi para petani tidak menjadi bahan pertimbangan rencana penutupan pintu saluran air Dam Colo. Para perwakilan petani lantas keluar dari ruangan rapat.

“Kami kecewa karena aspirasi petani tidak diperhatikan. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil rapat penutupan pintu saluran air Dam Colo. Jika terjadi puso atau gagal panen secara besar-besaran menjadi tanggung jawab para peserta yang menghadiri rapat,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (2/9/2021).

Pasokan Air WGM

Pria yang akrab disapa Jigong itu menyampaikan telah melayangkan surat resmi ke BBWSBS dan Gubernur Jawa Tengah. Surat itu berisi permintaan petani agar pintu saluran air Dam Colo tidak ditutup pada 1 Oktober.

Baca Juga: Tertangkap di Ngawi, Begini Tampang Pelaku Begal Ojol Yadi di Baki Sukoharjo

Pertimbanggnya, masa tanam (MT) III mundur sehingga tanaman padi membutuhan pasokan air pada Oktober mendatang. Terlebih, ketersediaan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri cukup memadai untuk mengalirkan air ke lahan pertanian di sepanjang Colo Timur.

“Ada indikasi permainan terkait ketersediaan air waduk. Debit air waduk pada awal Agustus lebih dari cukup. Saya menduga debit air dikurangi secara sengaja hingga akhir Agustus. Hal ini yang menjadi pertimbangan utama penutupan pintu saluran Dam Colo,” ujarnya.

Saluran Colo Timur mengairi lahan pertanian wilayah Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, hingga Ngawi, Jawa Timur. Total luas lahan pertanian sepanjang saluran Colo Timur lebih dari 20.000 hektare.

Baca Juga: Begal Ojol di Baki Sukoharjo Tertangkap, Korban Apresiasi Kerja Keras Polisi

Pemeliharaan Rutin

Sementara saluran Colo Barat mengairi 5.000 hektare sawah di Sukoharjo bagian selatan, Klaten, dan Wonogiri. Sub Koordinator Pelaksana Tugas Pelaksanaan Operasi Pemeliharaan SDA BBWSBS, Santosa, menyatakan penutupuan pintu saluran air Dam Colo merupakan agenda rutin untuk pemeliharaan bangunan bendungan.

Ada dua pertimbangan utama penutupan pintu saluran air Dam Colo yakni ketersediaan air dan kondisi lahan pertanian. Apabila penundaan penutupan Dam Colo diundur lebih lama dikhawatirkan merusak struktur bangunan bendungan.

“Penutupan pintu saluran air Dam Colo diundur 10 hari menjadi 11 Oktober. Penutupan pintu Dam Colo dilakukan selama sebulan. Pintu saluran air Dam Colo kembali dibuka pada 10 November,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya