SOLOPOS.COM - Sejumlah warga menyaksikan proses evakuasi penambang pasir yang tewas ketiban bongkahan batu berdiameter 2,5 meter di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Balerante, Kemalang, Sabtu (5/9/2015) sore. Korban tewas dalam kejadian tersebut, yakni Mrajak, 35, Kadipolo RT 014/RW 004, Keputran, Kemalang. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kecelakaan di Klaten kali ini kembali menimpa penambang pasir lereng Merapi.

Solopos.com, KLATEN — Kabar tewasnya Mrajak, 35, warga Kadipolo RT 014/RW 004, Keputran, Kemalang, Klaten di Balerante, Kemalang, Sabtu (5/9/2015) siang, menggemparkan warga sekitar. Meski kasus kecelakaan penambang pasir bukan kali pertama sering terjadi, ratusan warga berduyun-duyun mendatangi lokasi kejadian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga yang ingin melihat proses evakuasi Mrajak di aliran Sungai Kaliworo itu harus menempuh perjalanan sekitar 4-5 km dari jalan utama Kemalang-Deles. Jalan sepanjang 4-5 kilometer itu berupa tanjakan dan turunan yang dipenuhi kerikil serta debu.

Tepat di aliran sungai sebelah cekdam I Balerante, warga yang menuju di bawah tebing Kritigan harus berhati-hati. Tebing itu dinamakan Kritigan karena sering mengeluarkan suara kritig-kritig alias longsoran pasir dan bebatuan. Lengah sedikit, sepeda motor yang ditumpangi bisa terperosok ke dasar sungai yang penuh lubang.

Aliran sungai di lereng Gunung Merapi itu penuh lubang karena sering digali para penambang beberapa bulan terakhir. Demi memperoleh duit dari hasil penambangan liar itu, sejumlah penambang tetap nekat menggali pasir meski secara manual.

Tepat di bawah tebing Kritigan setinggi 100 meter itu, perhatian warga tertuju pada bongkahan batu besar berdiameter kurang lebih 2,5 meter. Di bawah batu itu, terdapat jenazah Mrajak. Relawan dan polisi yang mengevakuasi jasad Mrajak terpaksa menggunakan alat berat untuk mengangkat batu kali itu.

Saking beratnya bongkahan batu, alat berat pun sempat njondil ke permukaan tanah. Warga yang melihat evakuasi pun sempat terheran-heran. “Wuih, batunya benar-benar berat berarti. Masak, alat beratnya sampai njondil,” celetuk salah satu warga yang melihat proses evakuasi itu.

Kapolsek Kemalang, AKP I Wayan Nartha, saat ditemui wartawan di sela-sela evakuasi, mengatakan sudah berulang kali mengingatkan warga agar tak menambang pasir di kawasan TNGM itu. Daerah tersebut merupakan daerah larangan untuk menambang pasir.

“Warga di sini juga sudah pada mengetahui kalau sudah ada beberapa korban meninggal dunia karena tertimpa longsoran material saat menambang di sini. Meski dilarang, ternyata masih ada yang menambang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya