SOLOPOS.COM - Anggota Basarnas Kantor SAR Semarang dibantu warga sedang mengevakuasi jenazasah Muhammad Rizal Saputra,18, yang tenggelam ketika hendak mandi di sendang, Minggu (10/1/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Kecelakaan air di Jawa Tengah selama 2016 terbilang cukup tinggi dan membuat Basarnas Kantor Semarang meminta warga mengurangi aktivitas di sungai maupun laut.

Semarangpos.com, SEMARANG – Angka musibah kecelakaan air yang terjadi di Jawa Tengah (Jateng) selama 2016 ini terbilang cukup tinggi. Demi menekan jumlah itu, Basarnas Kantor Search and Rescue (SAR) Semarang mengimbau masyarakat untuk mulai mengurangi aktivitasnya di wilayah perairan, baik sungai maupun laut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Data yang diterima Semarangpos.com dari Basarnas Kantor SAR Semarang, Selasa (8/3/2016), selama tiga bulan terakhir tercatat sudah terjadi kecelakaan air sebanyak 28 kali. Dari 28 kejadian itu sudah mengakibatkan korban jiwa laka air sebanyak 33 orang.

Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, menilai tingginya kecelakaan air itu tak terlepas dari intensitas hujan yang cukup tinggi dalam tiga bulan terakhir. Curah hujan ini pun membuat debit air di banyak sungai di Jateng yang semula masih dalam taraf wajar mengalami peningkatan cukup signifikan.

Naiknya debit air ini pun diyakini Agus membuat warga lengah sehingga banyak menimbulkan musibah kecelakaan air. Seperti yang dialami enam remaja yang asal Semarang yang hanyut di Sungai Tinjomoyo, Semarang, medio pekan lalu.

Saat itu keenam remaja itu hanyut saat tengah melakukan berfoto selfie atau berfoto diri di tengah Sungai Tinjomoyo. Sebenarnya saat kejadian itu, cuaca hanya mendung tipis dan arus sungai tak begitu deras hingga para remaja itu berani berjalan ke tengah sungai untuk melakukan selfie.

Namun, nahas bagi mereka karena saat melakukan selfie di tengah sungai tiba-tiba debit air mengalami peningkatan dan membuat mereka terbawa arus. Dari keenam remaja itu, tiga di antaranya berhasil diselamatkan, sementara tiga lainnya tewas terbawa arus.

“Dari banyaknya kasus kecelakaan air ini, saya mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai. Bila cuaca mendung, alangkah baiknya aktivitasnya dikurangi. Perhatikan juga bagian hulu, apabila langitnya gelap dan ada tanda-tanda hujan akan turun, sebaiknya rencana ke sungai dibatalkan saja,” ujar Agus.

“Musibah bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, terlebih dalam musim penghujan seperti saat ini. Terpenting, tingkatkan kewaspadaan dan kenali tanda-tanda dari alam,” imbaunya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya