SOLOPOS.COM - Tabung gas elpiji 3 kg. (Solopos-dok)

Solopos.com, WONOGIRI — Kebutuhan elpiji 3 kg di Kabupaten Wonogiri meningkat beberapa waktu terakhir. Bahkan, permintaan elpiji di beberapa wilayah sampai melebihi persediaan pangkalan.

Alhasil, pangkalan tak bisa memenuhi seluruh permintaan. Oleh karena itu, Dinas Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri berencana meminta tambahan kuota fakultatif ke Pertamina.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas KUKM Perindag Wonogiri, Sunardi, kepada Solopos.com, Minggu (22/8/2021), melalui pernyataan tertulis menyampaikan kebutuhan elpiji 3 kg meningkat dibanding sebelum PPKM darurat dan level 4.

Baca Juga: Remaja Wonogiri Meninggal dalam Bus dari Jakarta, Hasil Tes Positif Covid-19

Padahal, distribusi yang dilaksanakan secara terjadwal untuk memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat Wonogiri lancar. Kuota untuk pangkalan-pangkalan juga tidak dikurangi.

Sunardi belum mengetahui secara pasti penyebab naiknya permintaan elpiji itu. Ia menduga kondisi ini disebabkan naiknya kebutuhan elpiji 3 kg skala keluarga/rumah tangga.

Menurut Sunardi, selama PPKM ini warga cenderung memilih memasak di rumah daripada membeli makanan. Hal itu lantaran banyak warung makan yang tutup.

Baca Juga: Anak Jadi Yatim Piatu karena Covid-19, Pemkab Wonogiri akan Buat Program Khusus

Perantau Pulang Kampung

Selain itu ada banyak perantau yang ada di kampung halaman mengingat di perantauan belum bisa bekerja secara penuh. Dugaan itu diperkuat dengan hasil pengecekan di peternakan ayam dan penggunaan elpiji 3 kg di sektor pertanian.

Penggunaan gas di dua sektor itu kecil. “Kami mengecek ke peternak ayam. Banyak pelaku usaha peternakan yang tidak menggunakan gas, tapi pakai blower diesel. Pada sektor pertanian pun penggunaan gas kecil sekali,” kata Sunardi mengenai kebutuhan elpiji di Wonogiri.

Ia berencana meminta tambahan kuota fakultatif kepada Pertamina. Namun, ia tak menginformasikan persentase tambahan kuota yang bakal diminta karena masih dalam penghitungan.

Baca Juga: Sehari Cuma Dapat 10 Orang, Ini Tantangan Vaksinasi bagi Difabel di Wonogiri

Kondisi ini berbeda dengan saat Ramadan dan Lebaran lalu. Pada masa itu kebutuhan dan permintaan elpiji di Wonogiri justru normal. Bahkan, persediaan pada tingkat pangkalan justru berlebih.

Dinas KUKM Perindag pun tak meminta tambahan kuota fakultatif ke Pertamina. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu, sejumlah pangkalan gas elpiji 3 kg yang juga disebut gas melon itu kewalahan memenuhi kebutuhan masyarakat Wonogiri.

Kondisi ini terjadi Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, tepatnya kawasan dekat Pasar Kota Wonogiri. Pemilik pangkalan elpiji 3 kg setempat, Tartini, mengatakan permintaan mulai meningkat sejak lebih kurang sebulan lalu atau tak lama setelah PPKM) darurat hingga level 4.

Baca Juga: Sanggar Panguripan, Wadah Difabel Wonogiri Mencapai Kemandirian Ekonomi

Banyak Warga Tak Kebagian

Biasanya, kuota elpiji 3 kg di pangkalannya sebanyak 150 tabung/suplai bisa memenuhi permintaan warga. Pangkalan Tartini mendapat kuota 300 tabung/pekan.

Suplai diterima sepekan dua kali, yakni Senin dan Kamis. Setiap suplai dia menerima 150 tabung. Namun, sejak sebulan terakhir kuota itu tidak cukup memenuhi permintaan. Tak sedikit warga yang tak kebagian.

Contohnya, belum lama ini permintaan mencapai 170 tabung atau 20 tabung lebih banyak dibanding kuota. Tartini menyiasati meningkatnya kebutuhan elpiji itu dengan mengurangi jatah pengecer agar elpiji bisa dibagi lebih merata kepada konsumen rumah tangga di Wonogiri.

Baca Juga: Wow! Conto Wonogiri Masuk 300 Desa Wisata se-Indonesia dari Kemenparekraf

Pengecer yang biasanya membeli 10 tabung hanya diberi tujuh hingga delapan tabung. “Sebenarnya saya sudah mengatur pembagiannya sedemikian rupa, seperti mengurangi jatah pengecer. Tapi tetap permintaan tak bisa saya penuhi semua karena permintaan lebih banyak daripada kuota. Karena ada yang enggak memperoleh elpiji saya menjadi sasaran omelan konsumen,” kata Tartini.

Kondisi serupa juga terjadi di pangkalan Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri. Warga mengantrekan tabung elpiji 3 kg yang kosong di depan pangkalan sejak pangkalan belum buka.

Padahal, suplai elpiji baru diterima pukul 10.00 WIB. Peristiwa ini terjadi sejak lebih kurang sebulan lalu. Warga melakukannya karena khawatir tak kebagian elpiji 3 kg mengingat kuota yang diterima pangkalan tersebut hanya 75 tabung/hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya