SOLOPOS.COM - Kebo bule dipindahkan dari kandangnya di Alun-Alun Kidul ke dalam Keraton Solo, Selasa (26/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kondisi tujuh kebo bule Keraton Solo yang sebelumnya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) kini sudah berangsur pulih. Kendati begitu, belum dipastikan apakah kerbau-kerbau itu akan diikutkan kirab malam 1 Sura atau tidak.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KP Dani Nur Adiningrat, pada Selasa (26/7/2022), menyatakan masih menunggu perkembangan terkini terkait akan dilibatkannya kebo bule dalam Kirab 1 Sura atau tidak. “Menungu perkembangan, keterangan dari tim medis,” tuturnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kirab Malam 1 Sura di Keraton Solo rencananya digelar pada Jumat (29/7/2022) malam. Menurut Dani, Keraton Solo tetap mengikuti kebijakan Pemkot Solo terkait teknis penyelenggaraan Kirab Malam 1 Sura. “Kami tetap ikuti saran dari Pemkot Solo terkait perkembangan Covid-19 dan lain-lain. Itu jadi bahan pertimbangan kami juga,” terangnya.

Dani mengatakan Keraton tidak ingin membahayakan masyarakat atau khalayak ramai dengan kegiatan yang diselenggarakan. “Sehingga petunjuk Wali Kota jadi bagian penting bagi kami. Walaupun Wali Kota sudah bilang kirab dibolehkan,” urainya.

Dani meyakini perkembangan kondisi terkini Solo akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan dilibatkannya kebo bule Keraton Solo dalam kirab atau tidak. Di sisi lain ia menjelaskan ada dua rute Kirab Malam 1 Sura dalam perjalanan sejarah Keraton Solo.

Baca Juga: Kirab 1 Sura Keraton Solo, Undangan untuk Gibran Diantar Putra Mahkota

Pada awalnya, menurut Dani, Kirab Malam 1 Sura dilakukan dengan rute di lingkungan Baluwarti atau sekitar Keraton Solo. Tetapi pada era Presiden Soeharto, kirab diminta untuk keluar kawasan Keraton. Tujuannya agar doa yang dipanjatkan bisa lebih luas.

Semakin Stabil

“Rute lama berkeliling Baluwarti. Itu pun sebenarnya malah ada lagi, sore ada kirab salah satu pusaka pakai kereta, pakai kerbau juga, setiap Kamis sore. Pada era Soeharto diminta lewat penasihatnya, agar kirab keluar benteng Keraton,” urainya.

Seperti diketahui, seekor kebo bule Keraton Solo bernama Nyi Apon ditemukan mati pada Kamis (21/7/2022) pagi. Hari itu juga bangkai kerbau itu dikubur. Selain Nyi Apon, ada tujuh ekor kebo bule yang terkena PMK.

Baca Juga: Sama-Sama Laku Bisu, Ini Beda Kirab 1 Sura Keraton Solo – Mangkunegaran

Pada Sabtu (23/7/2022), salah satu kebo bule yang terkena PMK itu bernama Juminten melahirkan anak. Sayang kondisi anak kebo bule itu tidak sehat sejak dilahirkan. Pada Minggu (24/7/2022) sore, anak dari Juminten itu mati.

Hari itu juga bangkainya dikuburkan. Sementara kondisi tujuh kebo bule yang terkena PMK menurut Dani semakin stabil dan sudah beraktivitas seperti biasa.

Terpisah, putra mahkota Keraton Solo, KGPH Purboyo, saat mengantarkan undangan kirab kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota, Selasa, juga menjelaskan mengenai kondisi terakhir tujuh kebo bule yang kena PMK.

Baca Juga: Kirab Malam 1 Sura dan Kehadiran Kebo Bule Keraton Surakarta

“Terkait 1 Sura besok, semoga berjalan lancar dan Keraton sudah dibantu terkait peralatan kerbaunya. Semoga yang sakit cepat pulih dan bisa dikeluarkan pada malam 1 Sura,” kata KGPH Purboyo.

Dia mengatakan ada tujuh kebo bule yang terpapar PMK. Keraton Solo memisahkan kebo yang sakit dan yang tidak sakit. Kebo bule yang terpapar PMK saat ini sudah berangsur pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya