SOLOPOS.COM - Kebo bule mulai diarak keluar dari depan Kompeks Keraton Kasunanan Surakarta, jelang Kirab Malam 1 Sura, Kamis (21/9/2017) malam. (Ahmad Baihaqi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Nasib kirab malam 1 Sura yang digelar Keraton Solo dipertanyakan banyak pihak seusai delapan kebo bule keturunan Kiai Slamet terjangkit wabah penyakit kuku dan mulut (PMK).

Seperti diketahui, kerbau bule menjadi ikon di kirab yang diadakan malam 1 Sura di Keraton Solo. Bahkan, kehadirannya kerap ditunggu-tunggu masyarakat Kota Solo dan sekitarnya yang menyaksikan kirab tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setiap kirab, kerbau yang dikeramatkan tersebut dikeluarkan dari kandang dan ikut berkeliling rute kirab bersama para abdi dalem dan peserta kirab lainnya mengelilingi keraton.

Bahkan, ada yang percaya bahwa kotoran kebo bule yang ikut dalam kirab malam 1 Sura Keraton Solo itu bisa membawa berkah. Masyarakat rela berebut kotoran kerbau tersebut untuk dibawang pulang.

Baca Juga: Kondisi Kebo Bule Keraton Solo Kena PMK: 1 Mati, Lainnya Dikarantina

Akan tetapi, nasib kirab malam 1 Sura yang sebentara lagi diadakan ini dipertanyakan banyak pihak buntut dari delapan kebo bule terjangkit PMK, dan satu di antaranya mati.

Tradisi tahunan kirab malam 1 Sura pada Sabtu (30/7/2022) mendatang hampir pasti tidak akan melibatkan kerbau bule. Apalagi delapan ekor kerbau bule yang terjangkit PMK tersebut merupakan kerbau senior yang biasa dilibatkan dalam kirab malam 1 Sura.

Baca Juga: Jadwal Manggung Denny Caknan di Klaten, Harga Tiket Termahal Rp1 Juta

“Dari Dinas [Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo] tidak merekomendasikan kerbau-kerbau yang kena PMK itu ikut kirab malam 1 Sura,” jelas adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (21/7/2022) malam.

Sedangkan kerbau bule yang tidak kena PMK, menurut Gusti Moeng, selama ini belum pernah ikut kirab malam 1 Sura. Usia mereka rata-rata masih muda dan jika diikutkan kirab dikhawatirkan dikhawatirkan akan panik dan stres ketika berada di kerumunan banyak orang. Petugas tidak mau mengambil risiko.

Baca Juga: Diperingati Hari Ini, Begini Sejarah Hari Anak Nasional

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya