SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Kabupaten Madiun yang merupakan salah satu lumbung pangan di Jawa Timur menolak kebijakan impor beras.

Madiunpos.com, MADIUN — Petani di Kabupaten Madiun menyayangkan kebijakan pemerintah pusat yang mengimpor beras. Petani menganggap kebijakan itu menyakiti hati para petani yang selama ini berjuang untuk dari lahan pertanian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengurus Gapoktan Kabupaten Madiun bidang Teknologi Pertanian, Triyono Basuki, 50, secara tegas menolak rencana impor beras dari pemerintah pusat itu. Kabupaten Madiun tidak membutuhkan beras impor karena cadangan beras masih melimpah.

Dia menganggap pemerintah telah gagal dalam bidang perekonomian karena mengimpor beras. Menurut dia, pemerintah setengah hati untuk menyejahterakan para petani.

“Dampak impor beras ini sangat berat bagi petani. Yang jelas harga gabah petani semakin merosot. Itu pengalaman saat kebijakan impor beras yang telah dilakukan,” jelas dia saat dihubungi Madiunpos.com, Selasa (23/1/2018).

Bupati Madiun Muhtarom menyampaikan Kabupaten Madiun belum membutuhkan beras impor. Saat ini Madiun masih surplus beras mencapai 255.000 ton yang tersebar di lumbung masyarakat, penggilingan, dan lainnya.

Dia pun menyarankan kepada pemerintah pusat untuk tidak mengimpor beras dan mendistribusikannya ke Madiun. “Kalau boleh menyarankan, pemerintah tidak perlu impor beras. Di Madiun sendiri masih surplus 255.000 ton,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya