SOLOPOS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (Antara Foto-Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, JAKARTA -- Demi meraih status zona hijau, sejumlah daerah tega mengurangi tes Covid-19. Mereka berharap jumlah kasus Covid-19 yang terdeteksi rendah sehingga status penyebaran virus Corona rendah. Padahal apa yang mereka lakukan itu bak menyimpan bom waktu.

Informasi memprihatinkan itu disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut Epidemiolog Grifith University, Dikcy Budiman, praktik culas seperti itu sudah lama terjadi di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Saya apresiasi Pak Budi, tapi ini kan bukan hal baru ya. Ini sudah lama dan Indonesia kan begitu daerah-daerah banyak yang tidak transparan," ujar Dicky kepada detik.com, Selasa (18/5/2021).

Dicky meminta Ombudsman dan lembaga lainnya mengawasi jumlah testing setiap daerah. Daerah, tegas Dicky, harus melakukan tes Corona kepada warga masing-masing sesuai dengan jumlah penduduk. "Itu harus dibuktikan dengan 1 orang dites per 1.000 orang per pekan," jelas Dicky.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 2 Mutasi Baru Virus Corona Ditemukan di Jatim, Menkes Minta Tracing Ditingkatkan

Sehingga, kota-kota besar dengan daerah kecil akan berbeda jumlah tes Coronanya. Seperti, Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Tengah dan daerah-daerah besar lainnya harus melakukan testing lebih dari 10.000 per pekan.

"Bukan berarti sudah 10.000 tes lalu selesai, tidak ya. Bisa 30.000 (tes Corona), 50.000 atau 100.000 per minggu, sampai dicapai positivity rate maksimal 5% itu sesuai eskalasi pandemi tadi," tutur Dicky.

Sementara itu, Epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad, prihatin dengan temuan yang diungkap oleh Menkes. "Sesuatu yang memprihatinkan kalau memang benar, karena hal tersebut akan menyebabkan penularan Covid semakin tidak terkendali," jelas Riris.

Riris meminta pemerintah pusat melakukan monitoring dan evaluasi yang ketat. Pemerintah daerah, kata Riris, harus mengikuti standar WHO soal jumlah tes Corona.

Baca Juga: Menkes: Pasca Lebaran Kasus Covid-19 Berpotensi Naik 30-80 Persen

Pentingnya Zonasi

Predikat zona hijau, kuning, dan merah, menurut dia, masih penting bagi daerah-daerah. "Penting karena menjadi indikator berhasil atau tidaknya intervensi pengendalian dan menjadi dasar untuk membuat kebijakan mobilitas yang bisa dilakukan," imbuh Riris.

Sebagai informasi, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut ada beberapa daerah yang sengaja memperkecil jumlah tes Corona harian agar temuan kasus di wilayahnya sedikit sehingga masuk ke zona hijau atau daerah risiko rendah Covid-19.

"Karena mengejar (zona) hijau, kuning, merah. Penginnya hijau, testingnya disedikitin," kata Menkes Budi dalam siaran pers, Selasa.

Menkes mewanti-wanti aksi itu bisa membuat kasus virus Corona malah jadi meledak. Terlebih dengan ditemukannya varian baru Covid-19 yang sudah terdeteksi di sejumlah daerah.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Indonesia Meningkat, Kemenkes Khawatir

"Ini kaya intel, kalau intelnya kita lengah, kelihatannya bagus, tahu-tahu teroris masuk bomnya meledak," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya