SOLOPOS.COM - Sampah plastik bekas bungkus makanan dan minuman penonton lampion berserakan di trotoar kawasan Pasar Gede, Solo, Minggu (19/1/2020). (Istimewa/Y.F. Sukasno)

Solopos.com, SOLO -- Ketua Komisi II DPRD Solo, Y.F. Sukasno, menyoroti kebiasaan buruk para penonton lampion Imlek 2020 di kawasan Pasar Gede Solo dan sekitarnya. Mereka kerap buang sampah sembarangan.

Selama tiga hari terakhir politikus PDIP itu memantau kondisi kawasan Pasar Gede dan Jl. Jenderal Sudirman pada pagi hari. Dia mendapati banyak sampah berserakan di pinggir jalan dan taman.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sampah-sampah itu diduga ditinggalkan begitu saja oleh penonton lampion. “Sampahnya berceceran di pinggir jalan. Kelihatannya diletakkan atau ditinggalkan begitu saja. Di sebelah Kantor Telkom karena banyak tempat untuk duduk-duduk, [sampah] yang di taman pada pagi hari belum bisa dibersihkan petugas, butuh waktu,” tutur dia, Minggu (19/1/2020).

Sukasno menyayangkan masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Padahal sudah disediakan tong-tong besar tempat sampah oleh DLH Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu sudah disediakan kantong plastik ukuran besar sebagai tempat pembuangan sampah bagi pengunjung.

Diduga Panik Tepergok Mesum, PNS Asal Sragen Tabrak Satpam di Mal Solo

“Beberapa tong sampah yang saya cek justru tidak terisi penuh alias masih longgar. Pengunjung lebih suka meninggalkan sampahnya begitu saja di pinggir jalan atau dekat tempat mereka duduk-duduk menikmati suasana malam sembari melihat keindahan lampion Imlek,” kata dia.

Sampah yang paling banyak ditemukan Sukasno yaitu cup plastik bungkus minuman beserta sedotannya. Dia berharap segera ada solusi terhadap persoalan pembuangan sampah sembarangan.

Sampah bekas makanan dan minuman berserakan di sekitar Pasar Gede, Solo, Minggu (19/1/2020). (Istimewa/Y.F. Sukasno)
Sampah bekas makanan dan minuman berserakan di sekitar Pasar Gede, Solo, Minggu (19/1/2020). (Istimewa/Y.F. Sukasno)

Keberadaan sampah-sampah itu membuat lingkungan kumuh dan tidak sehat. Kumuhnya wilayah Solo akan mengurangi daya tarik kota ini sebagai salah satu tujuan wisatawan domestik dan mancanegara.

“Persoalan sampah ini tidak bisa dianggap sepele. Kita harus bekerja keras membangun kesadaran masyarakat dalam membuang sampah,” terang dia.

Terpisah, Ketua DLH Solo, Gatot Sutanto mengonfirmasi kurangnya kesadaran penonton lampion Imlek menjaga kebersihan dengan membuang sampah di tempat sampah. Tapi menurut dia para penonton lampion, tidak hanya berasal dari Solo, melainkan dari luar kota dan daerah-daerah lain di Jawa Tengah.

Ratu Keraton Agung Sejagat: Kami Diperlakukan Layaknya Teroris Kelas Dunia

Dia berencana berkoordinasi dengan Panitia Imlek 2020 untuk terus menerus mengingatkan pengunjung agar membuat sampah di tempat sampah.

“Coba nanti kami koordinasikan dengan panitia agar diimbau terus menerus menggunakan pengeras suara,” papar Gatot.

Dia menilai pada Imlek 2020 para penjual jajanan dan makanan semakin banyak dibandingkan kegiatan yang sama tahun lalu. Kondisi itu berisiko menambah volume sampah yang dihasilkan.

“Kami sudah rutin kirim satgas sampah untuk membersihkan lokasi kok,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya