SOLOPOS.COM - David Bennet (kanan) yang menerima transplantasi jantung babi yang dimodifikasi secara genetik. (University of Maryland School of Medicine)

Solopos.com, SOLO – Para peneliti berharap seseorang yang beberapa hari terakhir hidup dengan jantung babi yang dimodifikasi secara genetik, David Bennett yang berusia 57 tahun, akan memberikan banyak data tentang kemungkinan xenotransplantasi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menolak permintaan izin melakukan uji klinis transplantasi jantung babi pada manusia. Perdebatan etika pasti riuh di luar wilayah sains tentang langkah medis transplantasi organ hewan ke manusia, apalagi itu organ babi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

BBC memberitakan pada 1984, dokter di California, Amerika Serikat, mencoba menyelamatkan nyawa bayi perempuan dengan memberinya jantung babon, tetapi dia meninggal 21 hari kemudian.

Meskipun risikonya sangat tinggi, beberapa ahli etika medis mengatakan mereka harus tetap melanjutkan jika pasien mengetahui risikonya. Siapa pun tidak akan pernah tahu apakah orang tersebut akan mati secara fatal segera setelah perawatan. Selengapnya bisa dibaca di sini: Transplantasi Organ Babi pada Manusia Berhasil, Kontroversi Etik Muncul

Terpisah, ancaman krisis listrik bersumber krisis pasokan batu bara untuk PT PLN telah teratasi. PT PLN telah mendapatkan komitmen pasokan batu bara dari tambang untuk menjaga keamanan produksi listrik.

Total kebutuhan batu bara untuk mencapai hari operasi ideal minimal 20 hari antara 16 juta metrik ton sampai 20 juta metrik ton sesuai tingkat kesuksesan pengiriman batu bara. Kebutuhan armada angkut untuk memenuhi hari operasi minimal 20 hari sampai dengan akhir Januari 2022 adalah 130 vessel shipment dan 711 tongkang shipment.

Semua itu mulai terpenuhi secara bertahap dan segera sampai di PLTU sesuai waktu dan lokasi yang telah ditentukan. Gabungan investor Jepang dan China memiliki 41% kepemilikan di proyek-proyek produsen listrik independen batu bara di Indonesia.

Laporan terbaru Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), yang dipublikasikan akhir 2021, menjelaskan raksasa keuangan Jepang dan China bertanggung jawab atas ekspansi tenaga batu bara Indonesia yang berlebihan selama 15 tahun terakhir. Selengkapnya bisa dibaca di sini: Kelebihan Kapasitas Batu Bara dan Utang Halangi Transisi Energi PLN

Kanal Espos Plus selalu menyajikan konten-konten premium yang berbasis jurnalisme berkedalaman serta menyajikan sudut pandang tajam dan menarik dengan pembahasan komprehensif yang kaya data. Membaca konten premium di kanal ini akan memperkaya perspektif, mempermudan memahami duduk perkara, dan mendapatkan data dan informasi yang utuh. Silakan mengakses dan menikmati…

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya