SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Nasib nahas dialami seorang perempuan lanjut usia (lansia) asal RT 001/RW 001 Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Nenek janda 85 tahun bernama Ngatiyem itu tewas terpanggang di persawahan Desa Singopadu, dekat rumahnya, Minggu (9/11/2014) pagi.

Korban tewas dengan 90 persen luka bakar di tubuhnya. Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi kejadian, sekitar pukul 07.00 WIB Ngatiyem pamit kepada menantunya, Tuti, untuk membakar sampah di persawahan. Lokasi persawahan berada di sisi timur rumah korban. Jarak antara rumah korban dengan area persawahan lebih kurang 50 meter.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekitar pukul 07.30 WIB, seorang warga setempat, Sugimin, melintas disekitar persawahan. Saat itu Sugimin melihat ada sesosok tubuh yang terbakar di area persawahan, dekat pekarangan yang ditumbuhi pohon-pohon jati. Lantaran kaget, Sugimin langsung melapor kepada pengurus rukun tetangga (RT).

Warga pun beramai-ramai mengecek ke lokasi. Saat itulah warga kaget begitu mendapati sesosok tubuh yang terbakar itu adalah Ngatiyem. Apalagi saat itu kondisi korban sudah tidak bergerak, dan api masih berkobar.

Sejurus kemudian warga beramai-ramai memadamkan api menggunakan air, ember, dan kain yang dibasahi. Begitu api padam, warga tidak mendapati adanya tanda-tanda kehidupan pada tubuh Ngatiyem. “Saat kali pertama saksi Sugimin melihat tubuh korban terbakar, korban sudah dalam posisi diam, tidak bergerak. Begitu api dipadamkan, Mbah Ngatiyem sudah meninggal,” ujar Kapolsek Sidoharjo, AKP I ketut Putra, di Mapolsek Sidoharjo.

Dia menjelaskan tidak ada saksi atau warga yang mendengar suara teriakan meminta tolong dari korban. Pihak keluarga menolak otopsi jenasah, dan langsung melakukan proses pemakaman sekitar pukul 13.00 WIB. “Jenazah hanya diperiksa luar tim identifikasi dan dokter puskesmas,” imbuh dia.

Kapolsek mengatakan polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda mencurigakan dalam musibah tersebut. Sejumlah saksi mengatakan korban memang kerap membakar sampah di lingkungan rumah. “Sebelum ditemukan meninggal, korban juga pamit kepada menantunya,” sambung dia.

AKP I Ketut Putra menyampaikan tidak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. “Hasil pemeriksaan identifikasi jenasah tidak ada tanda penganiyaan. Sehingga kami menyimpulkan korban meninggal murni karena kecelakaan. Hal ini selaras dengan keterangan beberapa saksi,” papar dia.

Kapolsek mengimbau masyarakat supaya berhati-hati saat melakukan pemusnahan sampah dengan cara dibakar. Apalagi bila pembakaran sampah dilakukan oleh orang lansia. Menurut Kapolsek harus ada pendamping atau teman bagi orang tua yang akan melakukan pembakaran sampah.

Sebab, selain bisa mengakibatkan musibah terbakar seperti yang dialami Ngatiyem, pembakaran sampah pada musim kemarau bisa merrembet ke rumah-rumah warga. “Kasus meninggal karena terbakar saat membakar sampah bukan kali ini saja terjadi. Jadi harus hati-hati,” tandas dia.

Sejumlah warga juga bertanya-tanya ihwal penyebab korban terbakar. Apalagi korban terbakar di lahan persawahan yang bukan miliknya. Pagi itu api membakar habis sampah dan daun kering di pekarangan berisi pohon jati milik Kristiono. Korban terpanggang di dekat pekarangan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya