SOLOPOS.COM - Kebakaran lahan di tebing Kali Opak. (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Kebakaran Sleman melanda kawasan tebing Kali Opak

Harianjogja.com, SLEMAN-Setidaknya lahan seluas 750 meter persegi di Dusun Karangkendal, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan habis dilalap si jago merah, Sabtu (3/10/2015) siang. Diduga api bersumber dari pembakaran sampah yang dilakukan warga sekitar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Forum Komunikasi Komunitas Relawan Sleman (FKKRS), Yoga Nugroho Utomo, mengatakan peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Kondisi lahan yang terbakar tidak dekat pemukiman penduduk sehingga api yang menjalar hanya membakar bambu dan ilalang kering. “Rumah penduduk tidak ada. Lahan itu biasanya hanya buat cari pakan ternak,” kata Yoga, Minggu (4/10/2015).

Berdasarkan data dari Posko Pakem, penyebab kebakaran diduga dari pembakaran sampah yang dilakukan warga, karena sejak Sabtu tiupan angin di wilayah Sleman kencang, mengakibatkan api merembet sampai ke lahan milik tanah kas Desa Umbulharjo termasuk Dusun Karangkendal.

Petugas pemadam kebakaran dibantu Tim Reaksi Cepat (TRC) Kabupaten Sleman, SAR Linmas, beberapa komunitas serta masyarakat sekitar langsung berusaha memadamkan api. “Akhirnya pada pukul 13.30 WIB, api yang menjalar berhasil dipadamkan,” kata salah satu anggota TRC Sleman, Sugeng.

Musim kemarau ini tingkat kejadian kebakaran semakin tinggi. Pada Rabu (30/9/2015), kebakaran serupa juga terjadi di Dusun Ngrangkah, Desa Umbulharjo. Seluas satu hektare lahan penduduk yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) terbakar.

Minggu (4/10/2015) dini hari juga terjadi kebakaran berskala kecil di Dusun Gayam, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan. Kebakaran lahan yang terjadi sekitar pukul 2.30 WIB tersebut langsung ditangani FPRB Bandung Bondowoso, Prambanan. Penyebab hingga kini belum diketahui. Dari kejadian ini tidak ditemukan korban jiwa maupun cidera.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Julisetiono Dwi Wasito mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam menggunakan api. Terlebih musim kemarau tahun ini lebih panjang dan suhu udara tinggi. Hal ini mengakibatkan tumbuhan cepat kering dan mudah terbakar.

“Kalau menyalakan api, setelahnya pastikan apinya benar-benar mati. Termasuk yang membuang putung rokok harus memastikan sudah tidak ada api dalam putung itu. Matikan terlebih dahulu sebelum dibuang,” tegas Juli.

Warga yang dekat dengan hutan juga perlu berhati-hati agar pembakaran yang dilakukan tidak sampai merembet ke lahan pepohonan di sekitar rumahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya