SOLOPOS.COM - Sejumlah warga sedang mengumpulkan sisa-sisa kebakaran dari toko cat di jalan Gitogati, Gondanglegi, Sariharjo, Ngaglik, Selasa (5/9/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Sebuah toko cat di jalan Gitogati, Gondanglegi, Sariharjo terbakar, Selasa (5/9/2017).

Harianjogja.com, SLEMAN – Sebuah toko cat di jalan Gitogati, Gondanglegi, Sariharjo terbakar, Selasa (5/9/2017). Kebarakan terjadi disebabkan konsleting listrik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain di lokasi tersebut, dalam 12 jam terjadi dua kebakaran di lokasi berbeda. Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi kebakaran selama musim kemarau ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut kerangan salah seorang saksi, Daljanto, warga Gitogati, kobaran api baru diketahui sekitar pukul 05.30 WIB oleh warga. Itupun terjadi lantaran asap tiba-tiba saja mengepul dari dalam toko cat yang baru dua bulan beroperasi. “Warga langsung berinisiatif untuk membuka pintu besi untuk memadamkan api. Soalnya tidak ada penghuninya,” katanya saat ditemui Harianjogja.com.

Kentongan pun dibunyikan untuk memanggil warga lainnya untuk membantu memadamkan api. Sontak, katanya, warga bersama-sama memadamkan api sebelum kendaraan Damkar datang. “Barang-barang jualan termasuk burung-burung saya juga digotong ke luar. Takutnya api menjalar,” katanya. Lokasi terbakarnya toko cat tersebut persis bersebelahan dengan toko klontong Daljanto.

Warga sempat kwalahan memadamkan kobaran api karena barang-barang yang dijual cat dan tinner mudah terbakar. Beruntung pasukan Gajah Merah Damkar Sleman datang dan memadamkan api. “Dugaan sementara akibat konsleting listrik,” kata Kepala Seksi Pencegahan Kebakaran Sleman Tri Widodo Purnomo.

Konsleting tersebut diperkirakan berasal dari mesin pengoplos cat yang beroperasi 24 jam tanpa henti. Selain ruang sirkulasi udara di lokasi tersebut tertutup, katanya, tidak ada karyawan yang menjaga toko tersebut. “Jadi api sudah melahap seluruh barang-barang di toko. Terlambat. Harusnya ada penjagaan,” ucapnya.

Toko cat itu, kata Tri, merupakan milik Rizal, warga yang tinggal di Jalan Damai, Ngaglik. Selain melahap habis barang-barang yang dijual di toko cat tersebut, mesin pengoplos cat dan sebuah sepeda motor hangus terbakar. Kerugian ditaksir puluhan juta rupiah. “Tidak ada korban jiwa,” kata Tri.

Menurutnya, dalam tempo 12 jam terjadi tiga kebakaran di wilayah Sleman. Selain toko cat tersebut, Senin (4/9/2017) pihaknya memadamkan gudang mebel di Hargobinangun Pakem. Setelah itu, sebuah lahan terbakar di wilayah Kradenan Maguwoharjo Depok. Lahan milik Maryadi, terbakar sekitar pukul 20:00 WIB.

Berdasarkan informasi yang diterima Harianjogja.com, lahan tersebut terbakar setelah ada seseorang yang membakar tempat pembuangan sampah. Akibat hembusan angin, sampah yang dibakar merembet dan membakar area tersebut.

“Ini yang perlu diwaspadai selama kemarau. Konsleting listrik dan pembakaran sampah. Kalau tidak di awasi bisa menimbulkan kebakaran,” kata Tri.

Pihaknya meminta agar warga meningkatkan kewaspadaan. Dengan begitu, kasus-kasus kebarakan dapat diminimalisasi. “Jangan buang puntung rokok atau membakar sampah tidak ditunggui. Sampai saat ini sudah ada 82 kasus kebakaran yang kami tangani,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya