SOLOPOS.COM - Bambang Sugito, 46, warga RT 001/ RW 007 Dukuh Klelesan, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, sedang membersihkan puing sisa kebakaran yang menghangus-ratakan rumahnya pada Minggu (12/7/2015) dini hari. (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI-Sebuah peristiwa kebakaran terjadi di Dukuh Klelesan, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Minggu (12/7/2015) pagi.

“Saya baru pulang dari masjid. Suami sudah sahur, tapi saya baru pegang piring. Baru makan beberapa sendok, kok sayup-sayup di luar orang pada teriak-teriak kebakaran. Saya langsung keluar, lari-lari ke barat kampung ngumpulin ibu-ibu dan minta bantuan warga lainnya,” ungkap Sriyanti, 50, warga RT 002/ RW 007 Dukuh Klelesan, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Senin (13/7/2015). Dia ikut membantu saat kobaran api mengepung rumah tua milik tetangganya, Bambang Sugito, 46, pada Minggu (12/7) sekitar pukul 03.30 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bambang Sugito, 46, warga yang rumahnya hangus terbakar, mengaku kaget dan tak menyangka rumah tua berusia ratusan tahun yang diwariskan dari generasi ke generasi tersebut akhirnya rata tanah, dilalap api. Beruntung tak satu pun anggota keluarganya menjadi korban dalam tragedi tersebut.

Menurut Bambang, penyebab api diduga berasal dari sisa aktivitas memasak yang dilakukan Sabtu (11/7/2015) sore. Dia mengatakan pada Sabtu tersebut bertepatan dengan acara buka bersama yang aktivitas memasaknya dilakukan di dapur rumahnya. Bambang mengatakan sebenarnya telah menyiram sisa api dengan air.

“Itu kemarin dapurnya habis dipakai memasak untuk acara buka bersama. Nah, kemungkinan sumber api dari sisa memasak air itu, kebetulan airnya dimasak pakai tungku arang,” kata dia saat dijumpai sesaat setelah membersihkan puing-puing sisa kebakaran Minggu.

Bambang dan 3 orang anggota keluarganya tinggal di bangunan terpisah tepat di sebelah dengan rumah warisan yang habis dilalap api tersebut. Menurutnya, api bergerak sangat cepat. Tak kurang dari satu jam sudah meluluhlantakan bangunan yang hampir seluruhnya berkomponen kayu jati tersebut.
Pada Minggu dini hari tersebut, kobaran api bahkan sempat melalap separuh bagian atap bangunan rumah yang dia tempati. Dia mengaku bersyukur peristiwa dini hari tersebut terjadi di bulan puasa, di waktu warga terjaga untuk makan sahur.

Menurutnya, seluruh anggota keluarga dan sejumlah barang berharga di rumahnya dapat cepat diselamatkan berkat aksi cepat warga yang kompak bergotong royong memadamkan api meski dengan peralatan seadanya. Sekitar satu jam, api dapat dipadamkan. Dia mengaku tak sempat menghubungi pemadam kebakaran.

Senin (13/7) siang saat solopos.com ke lokasi kejadian, reruntuhan pondasi dan sisa onggokan kayu masih berserak di lokasi. Bambang menaksir kerugian material yang dialaminya mencapai sekitar Rp87.200.000. Betapa tidak, selain 5 unit sepeda onthel, sejumlah perangkat peralatan dapur, 50 ekor ternak ayam, dan 20 ekor ternak burung dara, di dalam rumah tua tersebut turut hangus pula ratusan kayu kusen garapan yang seluruhnya berbahan kayu jati.

“Sama seperti sejumlah warga di sini yang bermata pencaharian sebagai tukang kayu, adik saya juga punya usaha garapan kusen pintu. Semuanya disimpan, ditumpuk di dalam sana,” imbuh dia, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya