SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Campur tangan pemerintah dalam mengintervensi harga tanah dapat menjamin pengembangan rumah untuk masyarakat DIY

Harianjogja.com, JOGJA-Pengembangan kawasan bersama dimungkinkan dapat menjadi solusi penyediaan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY menilai dengan upaya itu, campur tangan pemerintah dalam mengintervensi harga tanah dapat menjamin pengembangan rumah untuk masyarakat DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk kasus [perumahan] di Jogja, tidak mungkin mencari layak untuk dibangun rumah sederhana tanpa intervensi pemerintah. Jadi rencana pengembangan kawasan bersama ini adalah solusi,” ujar Ketua DPD REI DIY Rama Adyaksa Pradipta, Senin (13/11/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Rama mengatakan, ketika harga tanah diserahkan mekanisme pasar, maka akan sulit untuk memperoleh tanah yang dapat dikembangkan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Rencana pengembangan kawasan bersama ini telah dicetuskan sejak lama. Konsep tersebut nantinya akan ada intervensi pemerintah dalam regulasi, penyediaan lahan maupun infrastruktur.

“Sedangkan untuk konstruksi [bangunan] di atasnya nanti sama-sama akan dilakukan pengembang bersama asosiasi. Akan tetapi, tentu hal itu memerlukan payung hukum,” ungkap Rama.

Kendati demikian, Rama menyadari saat ini memang tidak memungkinkan lahan yang dibutuhkan itu akan berada di kawasan tidak jauh dari perkotaan. Hal itu mengingat harga tanah di dekat perkotaan dalam radius tertentu telah melambung tinggi.

“Kalau [tanahnya] murah maka tidak mungkin di dekat perkotaan. Pasti akan jauh, jadi perlu dipikirkan juga infrastruktur pendukung yakni sistem transportasi publik yang saling terintegrasi. Untuk itu, berbagai pihak harus saling bersinergi,” ungkap Rama.

Pengembangan transit oriented development atau TOD, kata Rama, merupakan konsep yang tepat. Artinya, pengembangan suatu kawasan ini dapat berbasis sistem transportasi, di mana antara permukiman dan sistem transportasi dapat saling terintegrasi. Konsep tersebut saat ini tengah dikembangkan di Jabodetabek.

“Banyak pengembang yang membangun permukiman dekat stasiun-stasiun. Dengan konsep tersebut, tentunya akan menghemat biaya transportasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” imbuh Rama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya