SOLOPOS.COM - Petugas sampah DLH Wonogiri menurunkan sampah yang baru saja diangkut dari Giriwono, Wonogiri. Volume sampah di Wonogiri naik 50 persen selama Lebaran 2022. Jenis sampah anorganik menjadi penyumbang terbanyak, sebesar 70 persen, Senin (9/5/2022). (Solopos/Muhammad D. Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Volume sampah di Kabupaten Wonogiri saat libur Lebaran 2022 meningkat secara signifikan. Kenaikan volume sampah mencapai 50 persen dibandingkan hari-hari biasa.

Sementara saat Ramadan, kenaikan volume sampah tidak terjadi secara signifkan. Hampir sama seperti hari-hari biasa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Bidang (Kabid) Pertamanan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan kenaikan volume sampah saat Lebaran tidak lepas dari meningkatnya jumlah orang karena pemerintah membuka keran mudik Lebaran. Semakin banyak orang maka sampah yang dihasilkan juga semakin banyak.

“Di Wonogiri ini terkenal dengan kaum boronya. Sehingga mereka yang datang kembali ke Wonogiri cukup memberi pengaruh yang signifikan [terhadap volume sampah],” kata Waris saat ditemui di kantor DLH Wonogiri, Senin (9/5/2022).

Baca Juga: Pilih Santai, 15.000 Kaum Boro Wonogiri Tunda Balik ke Perantauan

Kawasan Wonogiri kota menjadi lokasi penyumbang sampah terbanyak selama Lebaran. Saat  hari-hari biasa sebelum Lebaran, produksi sampah di kawasan Wonogiri kota 125 m3/hari. Sementara saat lebaran bisa mencapai 187 m3/hari. Kenaikan itu juga dipengaruhi peningkatan aktivitas ekonomi saat Lebaran. Utamanya di Pasar Wonogiri kota dan pasar-pasar swalayan.

“Hal itu karena di sana [Wonogiri] merupakan sentral ekonomi. Di sana ada pusat-pusat kuliner dan pertokoan. Tentu sampah terbanyak memang dihasilkan di pusat Wonogiri,” ucap Waris.

Tak Kenal Hari Libur

Untuk mengantisipasi kenaikan timbulan sampah saat Lebaran, DLH membuat kebijakan bagi para petugas pengelolaan sampah untuk melakukan piket secara bergantian. Menurutnya, petugas sampah tidak mengenal hari libur saat Lebaran. Sebab produksi sampah tidak bisa ditunda.

Baca Juga: Libur Lebaran Usai, Ratusan Orang Kaum Boro Wonogiri Kembali ke Jakarta

“Satu hari saja sampah tidak diangkut, bisa menimbulkan sampah yang luar biasa banyak. Dan itu berdampak pada estetika. Kami sebagai tuan rumah ingin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Kami berupaya menciptakan Wonogiri yang bersih, nyaman, dan indah,” ungkap dia.

Dengan adanya arus mudik, timbulan sampah juga ditemukan di tepi-tepi jalan yang dilewati para pemudik. DLH mengantisipasi penumpukan sampah di tepi jalan dengan membentuk kelompok-kelompok yang ditempatkan di beberapa jalan. Mereka bertugas mengontrol sampah-sampah yang dihasilkan dari para pemudik.

Lebih lanjut, Waris menjelaskan jenis sampah anorganik seperti plastik menjadi yang terbanyak dihasilkan dibandingkan jenis sampah organik. Perbedaan keduanya cukup signifikan, yaitu 70 persen sampah anorganik dan 30 persen sampah organik.

“Secara umum, kami di lapangan bisa menangani semua dengan lancar tanpa suatu kendala apapun,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya