SOLOPOS.COM - Ketua IDI Sukoharjo, Arif Budi Satria. (Solopos-Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo bakal memberikan advokasi profesi dokter terhadap Sunardi yang meninggal ditembak saat ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pada Rabu (8/3/2022) sekitar pukul 21.00 WIB. Sunardi adalah anggota aktif IDI Sukoharjo yang selalu mengurus perpanjangan surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktek (SIP) dokter.

Ketua IDI Sukoharjo, Arif Budi Satria, mengunjungi rumah duka di Jalan Dr. Moewardi No 92, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Jumat (11/3/2022) sekitar pukul 11.00 WIB. Arif ditemui oleh pihak keluarga almarhum.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dalam kesempatan itu, Arif menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Sunardi kepada keluarga almarhum. Pengurus IDI Sukoharjo juga memberikan tali asih kepada keluarga almarhum.

Baca juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Ditembak Mati, Ini Alasan Mabes Polri 

“Dalam kasus ini kan bukan dokternya, jadi harus dipisahkan antara profesi dokter dengan kasus terorisme yang diduga melibatkan beliau. Kami fokus pada profesi dokter,” ujar dia, saat ditemui wartawan seusai mengunjungi rumah Sunardi, Jumat.

Menurut Arif, IDI merupakan organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang mengedepankan aspek humanisme dan kemanusiaan. “Advokasi yang diberikan dari sisi profesi bukan kasusnya karena ranah penegak hukum. Jangan sampai ada distorsi terkait profesi dokter. IDI adalah organisasi resmi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mengedepankan konstitusi, penegakan hukum, dan asas praduga tak bersalah karena belum memahami permasalahannya,” kata dia.

Aktif di Kegiatan Sosial Kemanusiaan

Arif mengaku prihatin atas meninggalnya Sunardi saat ditangkap tim Densus 88 Mabes Polri. Dia menjelaskan Sunardi tercatat sebagai anggota aktif IDI Sukoharjo. Sunardi juga diketahui rutin memperpanjang STR dan SIP dokter. Sehari-hari, Sunardi bertugas sebagai dokter di poliklinik Pondok Pesantren (Ponpes) Ulul Albab, Desa Godog, Kecamatan Polokarto.

Sosok Sunardi sebagai dokter, lanjut dia, dikenal memiliki kepedulian sosial kemanusiaan yang tinggi. “Hak pribadi masing-masing untuk aktif di organisasi sosial kemanusiaan karena dilindungi konstitusi. Misalnya, saya aktif di organisasi Palang Merah Indonesia (PMI). Bagi saya, tak ada masalah. Informasi yang saya dapat, almarhum memang aktif di kegiatan sosial dan kemanusiaan,” ujar dia.

Baca juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Ditembak Mati Densus, Ini Reaksi Keluarga

Berdasarkan keterangan keluarga almarhum, beber Arif, Sunardi mengalami gangguan kaki sehingga harus menggunakan tongkat saat berjalan. Gangguan kaki itu muncul setelah mengalami kecelakaan saat peristiwa gempa bumi di Bantul, DIY, pada 2006.

Sebelum ditangkap tim Densus, Sunardi sendirian mengendarai mobil hendak menuju Ponpes Ulul Albab di Polokarto. “Kami tidak akan memberikan komentar jika bukan ranahnya. Kami juga belum memahami secara jelas ihwal almarhum yang diduga terlibat kasus terorisme. Ini domain pihak berwajib,” papar dia.

Dalam waktu dekat, Arif juga bakal mendatangi Polres Sukoharjo guna memberikan klarifikasi terkait profesi dokter Sunardi.

Baca juga: Terkejut Dokter Ditembak Densus, IDI Sukoharjo Ucapkan Bela Sungkawa

Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menyebutkan Sunardi melakukan penyerangan terhadap petugas saat penegakan hukum dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas.

“Saat penangkapan, SU (Sunardi) melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas yang sedang menghentikannya,” kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/3/2022).

Memberikan Peringatan

Penangkapan terhadap Sunardi terjadi pada hari Rabu (8/3/2022) di Jalan Bekonang Sukoharjo depan Cendana Oli, Jawa Tengah. Menurut dia, petugas yang naik di belakang mobil double cabin yang dikemudikan Sunardi mencoba memberikan peringatan.

Namun Sunardi tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengan kencang serta membawa mobil ke kanan dan ke kiri atau zig-zag dengan tujuan menjatuhkan petugas. “Kemudian menabrak kendaraannya ke arah masyarakat yang melintas,” kata Ramadhan.

Baca juga: Dor! Terduga Teroris di Sukoharjo Meninggal saat Ditangkap Densus 88

Karena situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, lanjut Ramadhan, petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan Sunardi. “Tindakan tegas terukur mengenai di punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah,” kata Ramadhan.

Ada dugaan Sunardi adalah anggota jaringan teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Ia juga pernah menjabat sebagai amir khidmat, menjabat deputi dakwah, dan informasi. “Yang bersangkutan juga sebagai penasihat amir JI dan juga penanggung jawab Ilal Ahmar Sosiety,” ujar Ramadhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya