SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengolahan darah yang ditransfusi dari para donor. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Solopos.com, SEMARANG - Demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman serius di Jawa Tengah (Jateng). Jumlah kasus DBD Jateng sekitar 14 kali lipat lebih banyak dibanding kasus positif virus corona.

Jumlah kasus demam berdarah yang ditemukan di Jateng dalam tiga bulan terakhir mencapai 2.115. Angka ini melebihi 14 kali lipat lebih banyak dibanding kasus positif virus corona yang mencapai 144 kasus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tes Virus Corona Lambat, Jateng Dapat Jatah 3 Alat PCR

Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, menyebutkan kasus DBD terbilang cukup tinggi. Dari 2.115 kasus yang ditemukan itu persebarannya hampir merata di 35 kabupaten/kota di Jateng.

"Kasus paling banyak ditemukan di Cilacap yakni 216, dengan jumlah meninggal dunia 3 orang. Lalu, Kota Semarang dengan 154 kasus dan kematian 2 orang. Disusul Jepara dengan 136 kasus, meninggal 1 orang," ujar Yulianto melalui rekaman video kepada wartawan di Semarang, Kamis (10/4/2020) malam.

Yulianto menambahkan meski kasus DBD ditemukan paling banyak di Cilacap, angka kematian paling tinggi justru terjadi di Banjarnegara. Di Kabupaten Banjarnegara, jumlah warga yang terserang DBD mencapai 62 orang, di mana 3 di antaranya mengalami kematian.

Dinkes Bantah Rasio Kematian Pasien Corona di Jateng Tinggi

Lalu, Banyumas dengan 132 kasus, di mana tiga orang di antaranya meninggal dunia. Klaten dengan 131 kasus dan 3 meninggal dunia, Kebumen 124 kasus dengan jumlah kematian 4 orang, Purbalingga 99 kasus dengan angka kematian 2 orang, dan Brebes dengan 87 kasus, meninggal 2 orang.

"Kasus demam berdarah di Jateng ini memang selalu terjadi. Apalagi kita ini hidup di negara tropis, yang menjadi endemis demam berdarah," imbuhnya.

Bukan cuma itu, angka kematian yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypty itu lebih tinggi dibanding Covid-19.

14 Hari Karantina di Graha Wisata Niaga Solo, Apa Saja Kegiatan Pemudik?

Kematian DBD Tinggi

Data yang diterima Solopos.com, jaringan Solopos.com, dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng menyebutkan selama Januari-Maret 2020, ada 40 orang yang meninggal akibat demam berdarah.

Angka tersebut nyaris dua kali lipat jika dibandingkan jumlah kematian yang disebabkan virus corona di Jateng, yakni 22 orang.

Yulianto pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dari ancaman penyakit demam beradar. Masyarakat diminta untuk terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungannya.

Api Kebakaran Menjilat Angkasa dari Cerobong Pengembangan Gas Jawa Blora

"Maka dari itu perlu dibentuk Jumantik atau juru pemantau jentik. Jumantik ini yang bertugas memantau adanya jentik-jentik nyamuk baik di permukiman, sekolah, perkantoran, dan lain-lain. Kalau ditemukan, segera musnahkan," tutur Yulianto.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya