SOLOPOS.COM - Ilustrasi wabah virus corona. (Freepik)

Solopos.com, PONOROGO — Kabupaten Ponorogo ditetapkan sebagai zona oranye persebaran Covid-19. Hal itu setelah jumlah pasien positif meledak dalam beberapa hari terakhir.

Padahal sebelumnya, Ponorogo sempat dikategorikan sebagai zona hijau (rsisiko rendah) penularan Covid-19. Saat ini, akumulasi kasus positif Covid-19 di Kabupaten Ponorogo sudah mencapai 77 pasien.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Kamis (9/7/2020) saja, kasus terkonfirmasi positif di Ponorogo ada sebelas pasien. Pemerintah setempat juga telah mengkategorikan adanya sub klaster Pondok Gontor. Hal ini karena saat ini ada sebelas pasien positif dari Pondok Pesantren Darussalam Gontor 2 yang ada di Kecamatan Siman, Ponorogo.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengatakan per 5 Juli 2020 Kabupaten Ponorogo termasuk dalam zona oranye penularan Covid-19.

“Peta zonasi risiko daerah dihitung oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat,” kata Ipong, Kamis.

SMA/SMK Karanganyar Kumpulkan Siswa, Disdikbud Minta Taati Aturan

Dia menyampaikan penentuan zona risiko tersebut berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah ini diperbarui secara mingguan.

Sehingga, Ponorogo yang pada pekan sebelumnya dinyatakan sebagai zona hijau, pada pekan ini dikatakan zona oranye persebaran Covid-19.

“Dengan ditetapkannya Ponorogo ke dalam daerah berisiko sedang, seharusnya kita dapat belajar dan bersikap untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” jelas Ipong.

Sub Klaster Pondok Gontor 2

Dengan massifnya kasus positif di Pondok Gontor 2, pondok pesantren yang ada di Kecamatan Siman itu pun dikategorikan sebagai sub klaster. Ratusan santri, ustaz, dan pengurus pondok tersebut akan menjalani rapid test secara bertahap.

Ipong menuturkan pada Kamis ini telah dilakukan rapid test massal di Pondok Gontor 2. Sebanyak 300 orang yang terdiri dari 177 ustaz dan 123 santri telah menjalani rapid test.

Direncanakan pada Jumat (10/7/2020), lanjutnya, sebanyak 500 orang di pondok tersebut juga akan menjalani rapid test. Kemudian tes cepat yang menjadi deteksi awal ini akan dilakukan secara bertahap. “Ini perlu untuk mengetahui status Covid-19 dari santri maupun ustaz yang ada di pondok,” katanya.

Gubernur Ganjar: Proyek Tol Solo-Jogja Mulai Dikerjakan November

Selain itu, sebanyak 98 orang yang kontak erat dengan para pasien positif di Pondok Gontor 2 ini juga telah menjalani karantina di pondok tersebut. Karantina ini dilakukan untuk memisahkan dengan santri yang lain.

Kegiatan belajar mengajar di pondok tersebut, terang Ipong, akan dilakukan dengan cara dua shift. Tentunya dengan mengurangi waktu belajar dan kapasitas ruang kelas. “Untuk kegiatan belajat mengajar boleh dilakukan kecuali bagi santri yang dikarantina. Proses belajar mengajar itu harus menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya