SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo mengakui kondisi sejumlah persimpangan jalan di Kota Solo perlu dievaluasi kembali, menyusul semakin padatnya arus lalu lintas di wilayah itu.

Hal tersebut menyikapi masih banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi, khususnya di beberapa persimpangan jalan besar. Salah satunya kecelakaan maut yang terjadi pada Rabu (15/6) malam lalu di Jalan Adisucipto, Jajar, Solo dan telah merenggut lima nyawa.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dishub Kota Solo, Yosca Herman Sudrajad, saat ditemui wartawan seusai mengikuti upacara peringatan HUT ke-65 Pemkot Solo di Balaikota, Kamis (16/6).
Yosca menyebutkan dari sekitar 105 persimpangan jalan yang terdapat di Kota Solo, baru 55 persimpangan yang dipasangi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang dikendalikan dengan Area Traffict Control System (ATCS).

Ekspedisi Mudik 2024

Namun dari hasil kajian yang dilakukan pihaknya bersama konsultan asing belum lama ini menyimpulkan perangkat tersebut memiliki desain yang tidak memadai. “Semua APILL, baik zebra cross, traffic light, maupun rambu lainnya, terletak jauh dari titik terdalam persimpangan. Bahkan rata-rata, stop line berada sekitar satu meter di luar persimpangan. Padahal idealnya, semua APILL dipasang tepat di bibir persimpangan,” paparnya.

Dengan kondisi tersebut, Yosca tidak menampik tingkat kerawanan terjadinya kecelakaan lalu lintas di persimpangan-persimpangan tersebut cukup tinggi. Terutama di persimpangan mix transport atau persimpangan yang dilalui berbagai jenis kendaraan. Dan meskipun telah dipasangi perangkat APILL, Yosca mengatakan ada faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan seperti cara kerja perangkat itu sendiri, manajemen lalu lintasnya, serta kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.

“Di sejumlah persimpangan yang telah dilengkapi dengan APILL, tingkat kecelakaan memang sudah menurun. Namun masih ada dan kebanyakan penyebab kecelakaan justru karena human error atau kesadaran pengguna jalan dalam berlalu lintas yang rendah. Misalnya, saat melintas persimpangan, pengendara justru ngebut karena tidak ingin sampai kena lampu merah,” terangnya.
Dalam penanganannya, Yosca mengatakan pihaknya juga perlu berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait.

“Khususnya untuk persimpangan-persimpangan yang tingkat kecelakaannya masih tinggi, khususnya persimpangan di Fajar Indah, tentu akan menjadi prioritas,” ujar Yosca.
Ke depan secara bertahap, Dishub berniat menata ulang desain persimpangan, yang mayoritas terletak di jalan utama Kota Solo tersebut, sesuai standar manajemen rekayasa lalu lintas yang berlaku secara internasional. Termasuk mengupayakan pembuatan median jalan atau pelebaran jalan.

“Pembenahan ini nantinya juga bakal melibatkan dinas terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk pembangunan median jalan, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) terkait pengadaan taman kotanya,” pungkasnya.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya