SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Angka kematian akibat Omicron lebih rendah dibandingkan Delta yang merupakan gelombang kedua pada 2021 lalu. Kendati demikian warga diminta untuk tetap disiplin prokes dan melakukan vaksinasi dosis ketiga.

Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan varian Omicron mengakibatkan 505 kematian, sedangkan Delta menyebabkan 12.000 kematian. Kendati demikian, nyawa tetap hal berharga yang tidak tergantikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Covid-19 lainnya namun berisiko kecil menimbulkan kematian. Wiku meminta masyarakat tak panik. Jika tak bergejala, pihak terpapar diminta isolasi dan mengedepankan telemedicine.

Baca Juga: Minuman yang Sebaiknya Dihindari Saat Positif Omicron

“Kematian pada masa gelombang ketiga ini lebih rendah dibanding gelombang kedua 2021. Ada 505 orang meninggal pekan lalu, sementara lonjakan Delta lebih 12.000 orang meninggal. Meski demikian nyawa adalah nyawa yang tidak dapat tergantikan,” ujar Wiku dalam siaran pers, seperti dikutip dari Bisnis.com pada Selasa (15/2/2022).

Menurut dia, isolasi mandiri dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan. Selain itu, bisa juga menggunakan fasilitas isolasi terpusat yang disiapkan di masing-masing daerah.

“Tetap disiplin protokol kesehatan untuk jaga diri dan keluarga. Segera lengkapi vaksinasi, terutama bagi lansia dan anak,” katanya. Penerapan aturan pembatasan aktivitas pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia masih sangat tergantung perkembangan Covid-19.

Baca Juga: Epidemiolog UI Sebut Jakarta Lewati Puncak Omicron

Selain itu, cakupan vaksinasi yang terus diperluas diharapkan bisa menjadi upaya mengatasi lonjakan kasus Covid-19, sehingga pengetatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat dapat diperlonggar. Wiku juga menyebut, bahwa sesuai dengan aturan WHO, maka pandemi Covid-19 akan berakhir jika negara termasuk Indonesia dapat mengendalikan pandemi ke level endemi.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sudah ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu (13/2/2022). Dari 1.090 pasien yang meninggal itu diketahui 68 persen di antaranya belum disuntik vaksin Covid-19 dosis lengkap.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa vaksinasi lengkap dua dosis menjadi salah satu upaya mencegah pasien untuk penderita gejala berat hingga risiko kematian akibat terinfeksi Covid-19. “Dari data 1090 pasien yang meninggal hingga Minggu (13/2), 68 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76 persen usianya lebih dari 45 tahun, 49 persen masuk golongan lanjut usia, dan 48 persen memiliki komorbid,” kata Nadia melalui keterangan resmi seperti dikutip dari Bisnis.com pada Senin (14/2/2022).

Baca Juga: Waspadai Batuk Parau, Gejala Utama Omicron pada Anak

Untuk menekan kasus kematian, Nadia mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi karena vaksinasi telah terbukti mampu melindungi dari risiko gejala berat hingga kematian akibat terpapar Covid-19. “Tidak ada lagi alasan kita untuk tidak mau divaksinasi melihat data-data yang ada,” ujarnya.

Lebih lanjut, jika dibandingkan dengan jumlah kasus meninggal saat puncak gelombang Delta pada tahun lalu, perbandingan kasus meninggal saat gelombang Omicron masih jauh lebih rendah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya