KASUS KARTU KREDIT: BPSK Gandeng BI

ilustrasi (google img)

SOLO--Kasus kartu kredit perdana yang diadukan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Solo, Februari lalu, terus berlanjut. Sayangnya, pihak bank penyedia kartu kredit tidak memenuhi undangan prasidang yang rencananya dihelat Rabu (14/3/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk itu, BPSK Solo akan menggandeng Bank Indonesia (BI) Solo untuk menggundang pihak bank, yang belakangan diketahui adalah Bank HSBC. Wakil Ketua BPSK Solo, Bambang Ari, mengatakan sesuai undangan yang disampaikan pihaknya, pihak HSBC dan konsumen pelapor, warga Timuran, Martina, sedianya bertemu di prasidang Rabu pukul 13.00 WIB.

Namun, ditunggu sampai pukul 14.00 WIB, pihak bank belum datang. Pihak HSBC hanya mengkonfirmasi tidak bisa datang karena masih harus menyiapkan data. Prasidang Rabu itu sendiri adalah agenda prasidang kedua. Prasidang pertama dijadwalkan pekan lalu, namun pihak bank juga tidak bersedia datang.

Menanggapi hal itu, Bambang memastikan pihaknya akan menggandeng BI Solo, untuk meminta kedatangan HSBC. “Ditunggu hampir 1 jam tidak jaga datang, kami akan mengundang lagi, tapi lewat BI. Seharusnya kalau memang berniat datang pihak bank menyampaikan pemberitahuan,” ungkap Bambang, saat ditemui wartawan, di Sekretariat BPSK Solo, Rabu.

Sementara pihak pelapor, Martina, memenuhi undangan prasidang. Dihadapan wartawan, dia membeberkan kerugian yang diterima pihaknya. Gara-gara kartu kreditnya digunakan tanpa sepengetahuan dirinya, Martina merugi lebih dari Rp4 juta. Ada tiga transaksi yang tidak dilakukannya di Jakarta, tapi dibebankan dalam tagihan kartu kreditnya. Dan, tagihan tersebut rupanya terus diperhitungkan oleh bank dan terus berbunga sehingga tagihan wanita yang bekerja di bank swasta tersebut membengkak sampai Rp9 juta.